Page 29 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI DESEMBER 2022-Versi Online
P. 29
bukan dari orang kaya dan tahu sang kakek yang dikenal suka ber
rasanya beban masyarakat kecil. derma dan atas izin orangtua nya.
Pada awalnya, ia praktek di ru Begitu lulus dokter, ia menghadap
mah dengan penampilan cadar hi sang ayah, menyatakan tidak in
tam, baju hitam. Namun penampilan gin menjadi dokter yang mema
ini membuat warga sekitar ragu. sang tarif.
Ia kemudian merubah gaya, “Bagaimanapun, beliau yang
banyak bergaul dan mendekat ke membiayai saya. Alhamdulillah,
masyarakat. Metode ini diterima, meski bapak bukan orang mampu,
bahkan dia kini lebih dekat dengan beliau mendukung gagasan saya,”
warga. katanya. “Bahkan ketika saya ke
“Jadi berdakwah itu tidak de sulitan membeli obat, beliaulah
ngan lisan atau nahi mungkar saja. yang membantu mendanai beli
Saya banyak bertemu, ngobrol, le obat,” tambahnya.
bih dekat mereka, ” ujarnya dikutip Meski niatnya baik, bukan be
kanal Niaga TV. rarti perjalanan klinik ini berjalan
Meski rumah sakitnya bernama mulus. Di awal perjalanan, ia kerap
Rumah Sehat Muslim dan Dhuafa, ia kehabisan uang membeli obat un
tidak pilihpilih pasien. Semua orang tuk pasien.
dengan berlatar belakang macam Agar tidak memberatkan, ia
agama, ia terima. menaruh kotak infak seikhlasnya.
“Itu hanya nama, tapi siapapun, Tapi keadaan ini ia nilai tidak bisa
dengan agama apapun diterima. akan selamanya bisa bertahan.
Tapi kebanyakan, masyarakat yang Apalagi ia tahu, sang ayah, ma
ekonominya belum mampu,” ujar sih sering mengeluarkan gajinya
nya. untuk membantu membeli obat.
Meski gratis, ia mengaku tidak Tahun 2015 ia kemudian mem
menggunakan obat ala kadarnya. buka klinik kecantikan. Qadaral-
“Obat yang kami sediakan adalah lah, di klinik kecantikan “Dokter
obat yang berkualitas,” tuturnya. Muslimah Beauty Clinic” (DMBC),
ia memiliki ratusan pelanggan
Dukungan sang ayah tetap.
Ia mengaku, awal mula mengga Pelanggan yang sebagian be
gas klinik gratis adalah terinspirasi sar memiliki anggaran lebih ini tak
keberatan meski dikenakan tarif
agak besar. Dari anggaran inilah
Hana menjalankan klinik gratis mi
liknya, termasuk membeli obat un
tuk pasien.
Ketika ditanya dari mana dia
belajar seperti ini? Hana mengaku
belajar dari sang kakek dan kedua
orang tuanya yang me ngajarinya
rajin berderma.
Ke depan, ia berharap memiliki
tempat klini lebih luas dan menye
diakan ruang inap gratis bagi pa
sien yang perlu perawatan lebih
intensif. Amin.*
Jumadil Awal 1444/Desember 2022 | MULIA 25