Page 124 - Buku Murid Bahasa Indonesia untuk SD_MI Kelas VI - Fase C
P. 124
Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor,
dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka
harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan
ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.
Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain
petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan
yang melarang kantong plastik.
Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anak-
anak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang
melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti
kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau
bertemu dengan mereka.
Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia
menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye
Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.
Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak
orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap
plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks,
dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling
berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.
Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin
lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh
dunia.
“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami
adalah 100 persen masa depan.”
Dimodifikasi dari Limuria, Abigail & Kadiman, Grace. (2019). LALITA: 51 Cerita Perempuan
Hebat Indonesia
114 Bahasa Indonesia | Anak-Anak yang Mengubah Dunia | untuk SD/MI Kelas VI