Page 313 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 313

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                memang ia tidak mengerti artinya. Juga Amir Makhmud ketika menjadi
                Menteri  Dalam  Degeri  pernah  menyampaikan  teguran  kepada  Bung
                Tomo mengenai peristiwa pidato Bung Tomo ―peuyeum bol― dan Bung
                Tomo  pun  memberikan  penjelasan  seperlunya.  Apapun  yang  telah
                terjadi,  sedikit  banyak  di  bakar  oleh  pidato  ‖  Bung  Tomo  ―  dengan
                ―peuyeum bol ―–nya, maka ―Bandung Lautan Api― terjadi.

                5.17. Lahirnya Hizbullah Surabaya.

                        Pada tahun 1944 oleh MIAI (Majelis  Islam A‘la Indonesia) telah
                dikeluarkan suatu instruksi kepada MIAI Surabaya (K.H. Tohir Bakri dan
                Anwar  Zain,  masing-masing  sebagai  ketua  dan  sekertaris)  untuk
                mengirimkan  10  pemuda  Karesidenan  Surabaya  guna  dilatih  sebagai
                kader  atau  instruktur  Hizbullah  pada  tiap  Kabupaten.  MIAI  adalah
                wadah dari unsur PSII, PII, NU dan Muhammadiyah.
                        Latihan  diadakan  di  Cibarusa  di  Jawa  Barat,  dan  berlangsung
                selama tiga bulan (12 Februari sampai dengan 14 Mei 1945) dipimpin
                oleh  Yanagawa.  Setelah  menyelesaikan  latihan,  mereka    membentuk
                Hizbullah  dan  mengadakan  latihan-latihan.  Di  Surabaya  latihannya
                dijalankan  di  Kawatan  dan  Kemayoran,  di  Jombang  di  Pondok  dekat
                Cukir, di Mojokerto di halaman rumah K. Akhyat Khalim (sekarang jadi
                Pondok  Najo  Mejokerto),  di  Sidoarjo  tempatnya  di  Madrasah  NU
                Daleman  dan  di  Gresik  di  Masjid  Jamik  (dekat  alun-alun).  Pengurus
                Hizabullah  Surabaya  terdairi  dari  Ketua,  H.  Abdannafik,  Wakil
                KetuaTohir  Bakri,  Sekertaris  Anwar  Zain,  Khusainy  Tiway,  Abdul  Majid
                Asmara (ex Cudanco Peta) dan Wakilnya Mustakim Zain (ex Hizabullah
                Cibarusa).  Di  luar  kota  Surabaya,  kemudian  juga  tumbuh  cabang-
                cabang  Hizbullah.  Dari  luar  kota  ini  kemudian  turut  serta  dalam
                pertempuran  tiga  hari  melawan  pasukan  Mallaby  dan  10  November
                                 74
                1945 di Surabaya.
                        Sejak saat itu di seluruh Kabupaten Jawa Timur telah terbentuk
                Hizabullah  yang  intinya  terdiri  dari  pemuda  Ansor  dan  santri-santri
                pondok.  Bentuk  organisasinya  pada  ketika  itu  semi  organisasi  massa
                semi kemiliteran. Pada pertengahan Desember 1945 Hizabullah di pecah
                menjadi  dua  badan  perjuangan:  barisan  muda-muda  menjadi  Barisan
                Hizabullah, sedangkan yang tua-tua di tambah para kiai menjadi Barisan
                Sabilillah.  Senjata  yang  digunakan  untuk  latihan  persenjataan  pada
                waktu  itu  diperoleh  dari  BKR/PTKR  melalui  Damiri  Ikhsan,  sedangkan
                yang  berasal  dari  PRI  Bagian  Pembelaan  di  berikan  melalui  K.H.A.
                Manan dan K.H. Husein Tiway.



                                                                                 301
   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318