Page 329 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 329
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
tawanan dengan kedok RAPWL. Pihak tentara Jepang setelah
mendengar tentang pendaratan itu kemudian mejemput dan
mengawalnya ke Yamato Hoteru (Hotel Oranje). Sebelumnya di Hotel
Oranje telah berkumpul pula sebagian besar orang Indo dan orang
Indonesia.
86
Kemudian didirikanlah markas RAPWI, yang dibantu
pendiriannya oleh sebagian orang Indo yang telah meninggalkan kamp
tawanan secara tidak sah. Dengan RAPWI ini mereka mempunyai
gerakan-gerakan berselubung, dengan berdirinya RAPWI segera saja di
jalan-jalan kota berseliweran kendaraan dengan tulisan RAPWI, pada hal
87
sebelumnya sepi-sepi saja. Menurut Ruslan Abdulgani, jurnlah pasukan
yang diterjunkan sebanyak 15 orang, semuanya berhasil ditawan oleh
pihak Republik. Kebanyakan dari mereka bangsa Belanda, beberapa
orang bangsa Inggris dan seorang bangsa Indonesia, yaitu Dokter
88.
Rubiono. Tapi sumber lain tidak menyatakan bahwa sernua berhasil
ditawan, dan jumlahnya pun tidak 15 orang.
Pada pagi hari berikutnya, yaitu hari Rabu Wage tanggal 19
September 1945, sementara pemimpin-pemimpin Mastiff Carbolic
mengunjungi Markas Besar Tentara Jepang, beberapa orang
anggotanya bersama-sama orang Belanda yang tergabung dalarn
Komite Kontak Sosial mengibarkan bendera Belanda Rood-Wit-Blauw
(Merah Putih Biru) pada tiang sebelah kanan gapura hotel Yamato
sebagai lambang tegaknya kembali kolonialisme Belanda di Surabaya.
Sikap orang-orang anggota Komite Kelompok Sosial ini sombong,
congkak dan angkuh, karena mereka merasa menang dalarn perang.
Mereka sama sekali tidak menghormati orang-orang Indonesia. Orang
lewat yang memakai lencana Merah Putih diganggunya. Berkibarnya
bendera Belanda Merah Putih Biru dan tingkah laku orang Belanda itu
segera menarik perhatian rakyat dan pemuda di sekitarnya.
Melihat bendera Belanda berkibar, hati rakyat Surabaya jadi
panas. Mereka tidak mau melihat bendera asing berkibar di negerinya
yang baru merdeka. Berkibarnya bendera asing dianggap sebagai suatu
penghalang atau pengganggu kemerdekaan. Mereka akan menindak.
Tetapi tidak malam itu. Mereka menunggu sampai keesokan harinya.
Pagi hari sekitar jam 06.30 tanggal 19 September 1945, hubungan
telepon dengan hotel berhasil diputuskan. Mereka menghindari kontak
dengan serdadu Jepang yang menjaga Markas Intercross tidak jauh dari
situ. Kerumunan para pemuda mulai tumbuh. Pemuda darl segala
317