Page 11 - BAHAN AJAR_NORA DWIJAYANTI
P. 11
Baru Klinting : “Apakah benar ini tempat pertapaan Ki Hajar
Salokantara ?”
Ki Hajar : “ Iya benar, sayalah Ki Hajar Salokantara.”
Baru Klinting : “ Berati Ki Hajar adalah orang tuaku yang
selama ini ku cari. Aku adalah anak dari Endang
Sawitri dari Desa Ngasem. Ini adalah klintingan
yang konon adalah peninggalan Ki Hajar.
Ki Hajar Salokantara : “Iya benar. Dengan bukti klintingan itu
menunjukan kamu adalah anakku. Namun, aku
perlu bukti satu lagi. Kalau memang benar kamu
anakku, cobalah kamu melingkari gunung Telomoyo
ini. Kalau bisa, itu artinya kamu benar-benar
anakku.
Ternyata Baru Klinting bisa melingkarinya dan Ki Hajar pun mengakui
bahwa ia adalah anaknya. Ki Hajar lalu memerintahkan Baru Klinting untuk
bertapa di dalam hutan agar bisa berubah menjadi manusia.
Suatu ketika, datanglah anak jelmaan dari Baru Klinting yang
kelaparan dan ingin menikmati hidangan, namun diusir oleh warga. ”Pak,
Bolehkah saya meminta sedikit makanan?” Tanya Baru Klinting.
“Tidak-tidak pergi sana!”, warga mengusir Baru Klinting. Ia pun pergi
mengitari hutan sampai akhirnya ia tiba di rumah seorang nenek.
Baru Klinting : “Nek, bolehkah saya menumpang untuk beristirahat
disini?
Nenek : “Iya nak, tentu saya boleh. Ini ada sedikit makanan
untuk mengisi perut kosongmu.”
Baru Klinting : “Terimakasih nek. Oya nek, kalau terdengar suara
gemuruh, nenek harus menaiki lesung itu agar selamat.
Singkat cerita, Baru Klinting mencabut lidi yang ia tancapkan di tanah.
Lalu, munculah sebuah mata air yang deras dan semakin membesar dan
menenggelamkan seluruh warga, kecuali nenek yang sudah ia peringatkan
Dari teks di atas dapat kamu analisis tokoh dan
untuk menaiki sebuah lesung. Tempat itu akhirnya menjadi sebuah rawa
yang airnya sangat jernih dan bersih sehingga disebut Rawa Pening.
penokokan. Tokoh adalah pelaku yang ada dalam sebuah.