Page 37 - E-BOOK Revisi 4_Neat
P. 37

29



                   Dingin menyerap keringat mereka
                   Menjadi berbotol-botol arak

                   Disini setiap perempuan adalah laki-laki
                   Bekerja adalah sembahyang dan menari
                   Bersama mereka kupanggul bakul-bakul itu
                   Sambil menyuling keringatku sendiri
                   Menjadi tenaga kata-kata
                   Kuminum arak bercampur dingin embun
                   Lalu kuminta sinar bulan
                   Melemparkan selendang kuningnya padaku
                   Di antara mereka aku menari-nari gila
                   Memuja sulur-sulur pohon dan tugu-tugu batu
                   Kasmaran menunggu fajar tiba

                   Upacara demi upacara telah kulalui
                   Sepanjang perjalananku melupakan diri sendiri
                   Bersama sayuran dan bunga-bungan sesaji
                   Daging babi, ikan laut kemenyan dan pakaian warna-warni
                   Aku menjadi bagian dari gemuruhnya pasar
                   Sekaligus keheningan semadi –
                   Pelahan keringatku meneteskan kata-kata
                   Kata-kataku menjelma butiran garam
                   Membumbui tanah dan sungai
                   Tempat perempuan-perempuan perkasa itu
                   Menyelesaikan tarian dan kewajibannya
                   Sebagai manusia biasa.

                   1995
                                           Sumber: Di Atas Umbria (1999)

                              Dalam      sajak     berjudul     “Pasar

                        Kumbangsari,  Denpasar”  kita  dapat  melihat
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42