Page 16 - ASAL USUL SITU GEDE
P. 16

“Tapi, Yunda”?


       Dengar  Dinda,  kita  akan  melakukannya  Bersama.  Kita  akan


       berhasil, percayalah padaku.


       Eyang  Prabu  Adilaya  masih  tertidur  dengan  lelap,  ia  tidak


       mendengar obrolan kedua istrinya. Sementara kedua istrinya


       tengah  duduk  di  samping  kanan  dan  kiri  Adilaya.  Sekar


       Rembong  menatap  Adilaya  yang  bercahaya.  Sembah  Dalem


       mengusap kepalanya sambal meneteskan air mata, begitu pula


       Sekar Rembong. Menatap dan menitikan air mata.


       Malam  begitu  hening,  tidak  ada  suara  apapun,  hanya  suara


       Adilaya yang mengucapkan takbir “Allahu Akbar” ucap Eyang


       Prabu dengan suara lirih.


       Eyang  Parabu  Adilaya  menghembuskan  nafas  terakhirnya


       sambal menancap keris di dadanya. Sementara tangan kedua


       istrinya berlumuran darah.


       Yunda, apa yang sudah kita lakukan?”


       Diam  kau!  Sembah  Dalem,  cepat  bersihkan  darah  ini  jangan



       sampai menetes ke tanah!


       Darah  menbgucur  dengan  deras,  hingga  mengalir  menuju


       danau, dan danaupun berubah menjadi warna merah.
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21