Page 18 - 20201219 - Tempo - Korupsi Bansos Kubu Banteng
P. 18
12/20/2020 Otak-Atik Paket Bansos dan Jatah untuk Pejabat Negara - Laporan Utama - majalah.tempo.co
Harry menjadi tersangka pemberi suap, sedangkan Juliari dan dua anak buahnya,
Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono, menjadi tersangka penerima suap.
Dari pengusaha ini, Juliari diduga telah menerima suap senilai Rp 17 miliar. Duit
ini dipungut dari pemotongan dana bantuan sosial sebesar Rp 10 ribu dari paket
bahan pokok seharga Rp 300 ribu. Selama delapan bulan ini, sudah 23,708 juta
paket atau total senilai Rp 6,464 triliun yang disalurkan. "Diduga disepakati
adanyafee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang hams disetorkan para rekanan
kepada Kementerian Sosial melalui Matheus Joko," ujar Firli.
Pada Ahad dinihari, 6 Desember lalu, setelah anak buahnya ditangkap KPK,
Juliari menyerahkan diri kepada komisi antikorupsi. Setelah diperiksa KPK, dia
menyatakan akan mengikuti proses hukum. "Mohon doanya," kata Juliari kepada
para pewarta .
•••
PROGRAM bantuan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19, yang
terdiri atas 14 tahap, dua di antaranya buat komunitas, diduga dirancang untuk
menjadi proyek bancakan. Mendasarkan pada regulasi kedaruratan bencana,
Kementerian Sosial pada Rabu, 8 April lalu, menetapkan mekanisme penunjukan
langsung terhadap perusahaan penyedia paket bahan pokok, penyedia goodie bag,
hingga jasa pengiriman bantuan sampai ke kelompok penerima manfaat.
Memilih vendor, Menteri Juliari Batubara membentuk tim khusus yang
beranggota Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin
serta dua pejabat pembuat komitmen, Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono.
Dua pengusaha dan seorang sumber di Kementerian Sosial bercerita, tim Juliari
kerap menggelar pertemuan dengan calon rekanan di restoran Sate Khas Senayan
di seberang gedung Kementerian Sosial, Jalan Salemba, Jakarta Pusat. Sejak awal
penunjukan, Matheus dan Adi memintafee Rp 10 ribu per paket.
Menurut sumber yang sama, duit itu diserahkan setelah perusahaan mereka
mendapat surat perintah kerja dari Kementerian Sosial. Mereka bercerita,
belakangan Matheus dan Adi meminta tambahan upeti, selain Rp 10 ribu untuk
Juliari Batubara, sebesar 10-12 persen dari nilai pengadaan. Penyebabnya, paket
itu ada pemiliknya, yakni sejumlah politikus dan pejabat pemerintah.
Cerita dua pengusaha itu dibenarkan oleh dua penegak hukum yang mengetahui
aliran duit dari perusahaan yang ditunjuk Juliari. Keduanya mencontohkan, tiga
perusahaan, yaitu PT Anomali Lumbung Artha, PT Famindo Meta Komunika,
dan PT Integra Padma Mandiri, diduga memenangi paket yang "dimiliki" seorang
pemimpin komisi di Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia
read ://https _ majalah. tempo.co/?url=https%3A %2F%2Fmajalah. tempo.co%2Fread%2Flaporan-utama%2F162160%2Fotak-atik-paket-bansos-da... 3/11