Page 308 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 308
TEKNIK PENYUSUNAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
16. Untuk menyatakan adanya larangan, gunakan kata dilarang.
Contoh:
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman
Pasal 135
Setiap orang dilarang menyewakan atau mengalihkan
kepemilikannya atas rumah umum kepada pihak lain.
C. TEKNIK PENGACUAN
1. Pada dasarnya setiap pasal merupakan suatu kebulatan pengertian
tanpa mengacu ke pasal atau ayat lain. Namun, untuk menghindari
pengulangan rumusan digunakan teknik pengacuan. Teknik
pengacuan dilakukan dengan menunjuk pasal atau ayat dari UU
yang bersangkutan atau UU yang lain dengan menggunakan
frasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal … atau sebagaimana
dimaksud pada ayat … .
Contoh:
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Pasal 72
(1) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
dilaksanakan oleh penyidik BNN.
(2) Penyidik BNN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BNN.
2. Pengacuan lebih dari dua terhadap pasal, ayat, atau huruf yang
berurutan tidak perlu menyebutkan pasal demi pasal, ayat demi
ayat, atau huruf demi huruf yang diacu tetapi cukup dengan
menggunakan frasa sampai dengan.
Contoh:
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah
293
dpr.go.id