Page 31 - MAJALAH 224
P. 31

PR OFIL





                      yahdan, di desa         Wah, senangnya mengingat masa
                      ini seorang kiai        kecil di kampung. Ayahnya tak
                      kampung hidup dalam     lupa mengajari Hamid mengaji dan
                      kesederhanaan. Ia       memberi pengetahuan agama.
            S pegawai negeri di kantor        Sementara ibundanya adalah seorang
            KUA setempat. Adalah K.H. Imam    pedagang kain di pasar Kebonagung,
            Nurhadi Widodo yang saat itu sedang   tak jauh dari rumahnya.
            menanti kelahiran anak ketiganya     Sebagai tokoh agama, ayahnya
            bersama istri tercinta Hj. Siti Chotijah.   juga mengajar agama bagi
            Ketika itu, kalender menunjukkan 27   masyarakat di kampungnya. Nasihat
            Mei 1969. Tahmid tiada henti terucap,   ayah yang selalu diingat Hamid kecil
            saat bayi mungil lahir, memecah   adalah menjadi orang yang paling
            kesunyian. Bayi berjenis kelamin laki-  bermanfaat bagi orang lain. Nasihat
            laki itu kemudian diberi nama Hamid   itulah yang tertanam kuat dalam
            Noor Yasin.                       kehidupan seorang Hamid hingga
               Persalinan sang ibu dibantu    kini.
            bidan yang merupakan bibi dari       Mengawali pendidikan formalnya,
            bayi tersebut. Setelah kelahiran   Hamid bersekolah di Madrasah
            Hamid, masih ada tiga adiknya yang   Ibtidaiyah Negeri di kampungnya.
            lahir kemudian. Jadi, Hamid adalah   Setiap hari ia selalu berjalan kaki
            anak ketiga dari enam bersaudara.   bersama teman-teman kecilnya   FOTO: IST/NR
            Hamid kecil hidup di tengah keluarga   ke sekolah. Bila musim hujan tiba,
            sederhana dan religius. Masa kecil   sekolahnya kerap kebanjiran.   Foto kenangan saat Hamid Noor Yasin menjadi siswa di
                                                                               madrasah aliyah.
            Hamid dihabiskan di dusun Nglaos,   Hamid dan teman-temannya harus
            Desa Banjarjo. Hamid suka sekali   kerja bakti membersihkan lantai
                                                                                  Sungai Dungpelem yang
 or Y
 Hamid No
 Hamid Noor Yasin  bermain bersama teman-teman   sekolah yang kotor. Aqidah akhlak   membelah desa harus dilalui para
 asin
            kecilnya di kampung.
                                              adalah mata pelajaran favoritnya
               Bermain bola, tenis meja, mandi   di ibtidaiyah. Tahun 1981, Hamid   siswa bila ingin ke MTs. Belum ada
            di sungai, dan menggembala sapi   lulus dan melanjutkan ke Madrasah   jembatan waktu itu. Bila hujan deras
            adalah kegemaran masa kecilnya.   Tsanawiyah (MTs) Negeri Pacitan.   terjadi, sungai pasti meluap. Hamid
                                                                               dan teman-temannya harus berenang
                                                                               menyeberangi sungai untuk sampai
                                                                               ke sekolah. Kebetulan anak-anak
                                                                               di desa itu sudah piawai berenang.
                                                                               Lulus tahun 1984, ia kemudian
                                                                               melanjutkan ke Madrasah Aliyah
                                                                               Negeri (MAN) di kota yang sama.
                                                                                  Saat di MAN, ia bersepeda atau
                                                                               naik motor ke sekolahnya. Mata
                                                                               pelajaran sosial, seperti sejarah,
                                                                               sosiologi, dan antropologi sangat
                                                                               disuka saat duduk di MAN. Kapasitas
                                                                               pengetahuan dan intelektualitas
                                                                               pemuda Hamid mulai terbentuk.
                                                                               Selain mumpuni dalam pengetahuan
                                                                               agama, ia juga sosok yang sangat
                                                                               ramah dan mudah bergaul dengan
                                                                               teman-teman sebayanya.
                                                                               Kiprah Politik
                                                                                  Setamat MAN, tahun 1987, Hamid
                                                                            FOTO: IST/NR  melanjutkan studi ilmu pemerintahan

            Hamid Noor Yasin saat bersama masyarakat  di Dapilnya              di FISIP, Universitas Darul Ulum,


                                                                          TH. 2023     EDISI 224     PARLEMENTARIA        31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36