Page 31 - MAJALAH 225
P. 31
PR OFIL
arena masyarakatnya bersama sahabat-sahabat kecilnya
yang religius, Situbondo di desa. Bila musim layangan tiba, ia
juga dikenal sebagai bumi bermain layangan. Begitu juga bila
shalawat dan kota santri. musim kelereng, Nasim kecil suka
KBanyak pesantren berdiri sekali bermain kelereng. Bermain
di sini. Syahdan, di Desa Asembagus gambaran, engklek, dan bom bambu
inilah hidup keluarga religius. Seorang denga karbit juga sangat disukai.
ibu bersahaja sedang menanti Dahulu banyak sekali pilihan
persalinan anak keduanya. Tahmid permainan tradisional bagi anak-anak.
tiada henti terucap ketika bayi laki- Tidak seperti di era sekarang, pilihan
laki mungil menggemaskan lahir. permainan ada di genggaman tangan
Kalender yang tergantung di dinding berupa handphone. Mengawali
menunjukkan 10 Juni 1975. pendidikan formalnya, Nasim kecil
Bayi itu kemudian diberi nama bersekolah di SDN 1 Asembagus,
Muhammad Nasim Khan. Nasim tahun 1981. Sekolah ini dikenal
hidup di tengah keluarga religius. Ia juga sebagai sekolah Cina, karena
anak dari sepasanga insan bernama mayoritas etnis Tionghoa yang
H.M. Nazir Khan seorang pengusaha bersekolah di sini. SDN 1 Asembagus
dan Hj. Bilqis Aliyah, seorang ibu juga dikenal sebagai sekolah favorit.
rumah tangga yang bersahaja. Setiap hari, Nasim berjalan kaki ke
Setelah kelahiran Nasim, masih ada sekolah bersama para sahabatnya. FOTO: IST/NR
satu adiknya yang lahir kemudian. Kenakalan masa kecil Nasim juga
Jadi, Nasim adalah anak kedua dari kerap muncul. Ia suka membuat onar Nasim kecil saat usia TK.
tiga bersaudara. dan keributan di sekolah.
Nasim dan keluarga tinggal di Ia, misalnya, suka mengganggu
sebuah rumah, persis di pinggir jalan guru di dalam kelas. Hukumannya, Ia ingin menjadi pengusaha seperti
raya. Suara kendaraan yang bising Nasim kerap menerima amarah dan ayahnya. Tahun 1987, ia tamat SD dan
berlalu lalang di depan rumahnya dipukul gurunya. Begitu sepenggal melanjutkan ke SMPN 1 Asembagus.
sudah biasa terdengar. Ketika cerita masa kecil. Bila ditanya, apa Jarak ke SMP sekitar 2 km dari rumah.
kecil, Nasim sangat suka bermain cita-cita yang terbersit saat kecil. Nasim suka naik sepeda ontel untuk
sampai ke sekolah.
Tahun 1990 tamat SMP dan
melanjutkan ke SMAN 2 Situbondo.
Karena sekolahnya di pusat kota,
Nasim pun naik bus, bahkan kost
dekat sekolahnya. Ketika di SMA, ia
duduk di jurusan A1 (fisika). Walau
tak rajin, tapi ia tergolong anak yang
cerdas di sekolah.
Panggung Politik
Setamat SMA, 1993, pemuda
Nasim melanjutkan studinya ke
Fakultas Teknologi Industri, Institut
Teknologi Nasional (ITN) Malang. Ia
mengambil jurusan teknik mesin.
“Jurusan tersebut merupakan pilihan
saya, karena saya berpikir teknologi
industri mesin di Indonesia akan
semakin maju dan lebih baik,” aku
FOTO: IST/NR Nasim.
Selama menjadi mahasiswa
Muhammad Nasim Khan bersama ibundanya. ITN, ia aktif menjadi aktivis kampus.
TH. 2023 EDISI 225 PARLEMENTARIA 31