Page 11 - Stabilitas Edisi 212 Tahun 2025
P. 11
negara mulai menerapkan langkah berbagai pihak yang berpartisipasi dalam memiliki cadangan emas yang besar.
dedolarisasi, termasuk Indonesia. value chain bullion market. Peranan Tetapi selama ini stok emas tersebut
Melepaskan ikatan yang terlalu kuat penting bullion bank dalam aktivitas di hanya dicatat sebagai tonase tanpa
dengan dollar AS akan menjadi solusi pasar bullion di antaranya: dimasukkan ke dalam neraca keuangan
untuk meringankan beban mereka Pertama, penyedia likuiditas. Bullion perseroan.
terhadap impor dan utang luar negeri. bank dapat bertindak sebagai perantara Tambahan cadangan emas itu tentu
Ya, beberapa tahun belakangan juga yang menghubungkan pembeli dan sangat bermanfaat bagi perekonomian.
ketika The Federal Reserve menaikkan penjual di pasar bullion. Dengan begitu, Dengan adanya tambahan emas itu,
suku bunga, yang meningkatkan imbal bullion bank juga dapat berperan dalam regulator memiliki instrumen tambahan
hasilnya, nilai surat utang pemerintah menjembatani kesenjangan permintaan untuk menjaga stabilitas moneter
mereka mulai melorot. Padahal cadangan dan penawaran dalam pasar bullion. melalui mekanisme pengelolaan emas
mereka sebagian besar berupa surat Kedua, mengembangkan pasar. yang terintegrasi dengan bullion bank
utang negara. Oleh karena itu bank-bank Bullion bank berkontribusi pada domestik. Sehingga pada akhirnya dapat
sentral di negara-negara yang kurang pengembangan keseluruhan pasar emas memperkuat ketahanan sistem keuangan
berpengaruh menganggap ini sebagai melalui upaya menyediakan produk- nasional. Malahan pemerintah sudah
membayangkan dengan adanya layanan ini
Selama ini peredaran logam mulia tersebut ekonomi bisa didorong hingga 8 persen.
belum memberikan sumbangan signifikan sejatinya. Bisa jadi pemerintah melihat
Optimisme tersebut sah-sah saja
bagi negara. Emas hanya digunakan sebagai pengalaman yang sudah dipraktikkan di
penghias dan alat investasi untuk berjaga-jaga Turki. Praktik layanan usaha berkaitan
yang manfaatnya tidak melebih batas garis dengan bank sudah dilakukan negara
di perbatasan Asia-Eropa itu sejak
personal saja. lebih dari satu abad lalu. Kini negara
itu sudah merasakan manfaatnya pada
isyarat untuk menukarnya dengan logam produk yang memenuhi kebutuhan pengurangan defisit perdagangan.
mulia daripada bertaruh pada kebijakan seluruh pihak yang termasuk kedalam Maraknya perdagangan dan
AS dalam mengendalikan inflasi. rantai pasokan di industri bullion. permintaan emas masyarakat Turki,
Di sinilah pentingnya langkah Dari sisi ekonomi, bagi Indonesia, telah direspons industri dalam negeri
pemerintah dalam menghadirkan Bullion bank emas berpotensi meningkatkan sehingga bisa meningkatkan ekspor emas
Bank jelang akhir Februari lalu. Saat PDB Indonesia sekitar Rp245 triliun negara yang pada ujungnya membantu
ini, menurut hitungan pemerintah, ada serta berpotensi menciptakan sekitar 800 mengurangi defisit perdagangan Turki.
sekitar 1.800 ton emas yang beredar di ribu lapangan kerja. Selain itu, kehadiran Selain itu, tingginya inflasi di Turki
tengah masyarakat Indonesia. Selama ini bank emas bisa memperkuat hilirisasi yang beberapa tahun belakangan terjadi
peredaran logam mulia tersebut belum ekosistem emas. telah mendorong masyarakat untuk
memberikan sumbangan signifikan Dengan hadirnya layanan itu, berinvestasi dalam emas sebagai aset
bagi negara. Emas hanya digunakan masyarakat bisa melakukan transakasi lindung nilai. Secara keseluruhan,
sebagai penghias dan alat investasi untuk seperti penitipan emas, perdagangan, perdagangan emas berkontribusi
berjaga-jaga yang manfaatnya tidak simpanan, dan pembiayaan. Bahkan signifikan terhadap perekonomian
melebih batas garis personal saja. Menteri Koordinator Bidang Turki melalui pengurangan defisit
Bullion bank berperan sebagai Perekonomian, Airlangga Hartarto perdagangan, peningkatan permintaan
lembaga intermediaris dalam pasar menyatakan bahwa sejumlah lembaga domestik, pertumbuhan industri
bullion dan memfasilitasi interaksi antara jasa keuangan di Indonesia sejatinya perhiasan, dan stabilisasi ekonomi.*
www.stabilitas.id Edisi 212 / 2025 / Th.XX 11