Page 264 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 264

pada tahun 1972. Tugas dari Departemen Pengembangan Tanah ini
             adalah melakukan survey dan pengklasifikasian tanah, perencanaan
             penggunaan tanah, penelitian pengembangan dan peningkatan mutu
             tanah untuk meningkatkan jumlah produksi komoditas dan juga
             memberikan pendampingan pada petani dalam menjaga kesuburan
             tanah. Nampak bahwa Departemen Pengembangan Tanah ini
             berhubungan dengan penggunaan tanah dan peningkatan mutu tanah
             dan tidak berhubungan dengan pengelolaan hak atas tanahnya.
                   Ada dua kantor dan departemen yang mengurus soal tanah

             di bawah Kementankop ini sebenarnya menunjukkan pentingnya
             Kementankop ini di dalam Thailand ini sebagai negara dengan budaya
             agraris yang kuat. Selain itu, keberadaan urusan tanah (yang tidak
             hanya berisi penelitian mutu tanah demi peningkatan panen, tetapi
             berhubungan dengan penentuan alokasi tanah dan perlindungan
             tanah pertanian) di dalam Kementankop ternyata tidak bisa dilepaskan
             dari keberadaan Kementerian Pertanian sendiri. Sejak tahun 1902,
             Kementan ternyata sudah memiliki kewenangan dalam mengurus
             urusan tanah ini dan bahkan diberikan tugas memberikan sertifikat
             tanah. Di bawah Kementan pula pertama kali dibentuk Departemen
             Pendaftaran tanah yang mengurus soal pengadministrasian dan
             pendaftaran tanah tersebut.
                   Hanya saja sekarang, kewenangan memberikan sertifikat tanah
             sekaligus pengadministrasian tanah tidak lagi berada di bawah
             Kementankop, tetapi sudah ditransfer kewenangannya ke Departemen
             Pertanahan yang berada di bawah supervisi Kementerian Dalam

             Negeri. Departemen Pertanahan ini ditambahi pula tugas untuk
             mengurus soal kartografi dan topografi tanah.
                   Dalam urusan tanah individual dan pertanian sepertinya tidak
             ada tumpang tindih kewenangan (walau mungkin harus dipelajari
             lagi hubungan departemen pertanahan dengan kantor reforma tanah
             pertanian). Ini berbeda halnya ketika menyentuh soal tanah komunal
             yang diklaim tidak hanya oleh masyarakat adat tetapi juga masuk
             dalam kawasan hutan atau tanah negara. Thailand ternyata memiliki




                        Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia  233
   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269