Page 134 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 134

agar membuat tanah yang diredistribusikan menjadi produktif,
           menguntungkan, dan dapat dikelola secara berkelanjutan (Fauzi,
           2012). Pada perkembangannya, lahir Program Pembaruan Agraria
           Nasional  (PPAN)  yang  mana  implementasi  reforma  agraria  di
           Cipari  dianggap  sebagai  pelaksanaan  reforma  agraria  terbesar
           untuk pertama kalinya di era reformasi.

               Berbagai  gambaran  dalam  subbab  di  atas  memperlihatkan
           bahwa era reformasi merupakan penanda lahirnya kembali land

           reform, baik dalam kerangka aksi di lapangan maupun penyusunan
           kebijakan.  Di  era  ini,  aksi-aksi  okupasi  dan  reclaiming  kembali
           terjadi.  Hal  ini  juga  bersanding  dengan  upaya  sebagian  pegiat
           agraria  lainnya  untuk  mendorong  kebijakan  land reform agar
           masuk dalam kebijakan resmi negara. Pada sisi ini pula, negara
           juga  mempunyai  tafsir atas  kebijakan  terdahulu  dan  kemudian
           menciptakan kebijakan-kebijakan baru.
               Aktivis  dan  serikat  tani  yang  berada  di  basis  mempunyai
           kecenderungan untuk melakukan aksi-aksi langsung dan menolak
           kebijakan baru. Pada aktor lainnya, seperti KPA, berupaya untuk
           mendorong kebijakan  baru dengan  syarat  sumber utamanya
           adalah  UUPA.  Hal  ini  berbeda  dengan  para  pegiat  lingkungan
           hidup yang cenderung menganggap pentingnya perubahan atas
           UUPA dengan membuat kebijakan baru yang lebih komprehensif.

               Merespons tuntutan dari masyarakat, negara juga memandang
           perlunya kebijakan terkait land reform. Oleh karena itu, mulai dari
           Habibie sampai dengan SBY, pembahasan tentang kebijakan land

           reform juga menjadi bagian dari agenda negara. Agenda negara
           ini kadang sejalan dengan kepentingan masyarakat, tetapi sering
           kali juga mendapatkan pertentangan dari masyarakat.




                                                  Atrikulasi Kepentingan Petani  117
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139