Page 54 - Berangkat Dari Agraria
P. 54

BAB II  31
                                                   Realitas Panggung Politik Agraria

             2.1.  Selamat Datang Kementerian Agraria 10
                 Akhirnya, Presiden RI Joko Widodo mengumumkan 34 nama
             menteri  dan kabinet  yang  dinamainya  sebagai Kabinet Kerja (26
             Oktober 2014). Kehadiran Kementerian Agraria menjadi salah satu
             pembeda antara postur Kabinet Kerja dengan kabinet sebelumnya.
             Jokowi mempercayakan Ferry Mursyidan Baldan --politisi Partai
             NasDem  yang  pernah menjadi  anggota DPR  dari  Partai Golkar,
             sebagai Menteri Agraria.
                 Hadirnya Kementerian  Agraria meniupkan  angin  segar bagi
             kita  yang mendambakan  penyelesaian masalah-masalah  agraria
             yang kronis dan genting. Ketimpangan pemilikan dan penguasaan
             tanah,  maraknya  sengketa dan  konflik agraria,  kapitalisme dan
             sektoralisme dalam  kebijakan,  serta degradasi ekologi  menuntut
             penuntasan segera.
                 Kelembagaan pemerintah yang mengurus agraria terus berubah
             dari masa ke masa.  Komitmen  Jokowi-JK  untuk “menjalankan
             kembali” reforma agraria dan “menghidupkan kembali” Kementerian
             Agraria  patut diapresiasi  sekaligus dikritisi.  Kita  memahami
             hubungan agraris warga  negara dengan  tanahnya  ialah abadi dan
             hakiki.  Hubungan manusia  dengan  tanahnya berupa “pemilikan”,
             dan/atau “penguasaan”,  atau bisa juga “pemanfaatan”,  dan/atau
             “penggunaan”.  Sumber-sumber  agraria bisa berupa  tanah,  lahan
             pertanian, hutan, kebun,  tambang, laut,  pesisir,  pantai, lembah,
             bukit, danau, sungai, dan sebagainya.

                 Cakupan pengertian tanah dan kekayaan alam yang terkandung
             dalam  pengertian “agraria”  bersifat kompleks. Kompleksitas
             keagrariaan ini menyangkut aspek sosial, budaya, hukum, politik,
             ekonomi,  religi,  bahkan  pertahanan  dan keamanan. Perhatian
             terhadap masalah agraria makin penting mengingat sebagian besar
             penduduk  Indonesia  yang  sangat tergantung  pada tanah  masih
             melarat.

                 Mayoritas rakyat miskin di Indonesia hidup di sektor pertanian,
             perkebunan,  kehutanan di  pedesaan dan  pedalaman.  Beragam

             10   Kompas, 30 Oktober 2014.
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59