Page 255 - Mahadelta: Manifesto Penguasaan Tanah Terlarang
P. 255

Profil Penulis













                                  P. Setia  Lenggono, memperoleh pendidikan dasar,
                                  hingga menengah di  Samarinda dan menyelesaikan
                                  pendidikan S1 di Prodi Sosiatri, Jurusan Sosiologi –
                                  Fisip, Universitas Mulawarman pada 1996. Meram-
                                  pungkan pendidikan S2 di Program Magister
                                  Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Kelautan,
                                  Sekolah Pascasarjana IPB di awal 2004 dan menye-
                                  lesaikan Program Doktoral pada 2011 di Program
                                  Studi Sosiologi Pedesaan di tempat yang sama.
                 Sejak 1993 terlibat aktif dalam berbagai kegiatan advokasi dan
             pendampingan masyarakat lokal di Kaltim bersama sejumlah NGO, hingga
             “tersesat” menjadi pegawai swasta rendahan dan partisan di awal reformasi.
             Pada 2000 memutuskan kembali menjadi aktivis NGO, peneliti di “Pokja Kajian
             Agraria” PKA LPPM-IPB sejak 2007 dan pendidik di Universitas Trilogi-Jakarta
             pada 2013. Selain fashih dalam berbagai kegiatan penelitian yang dilakukan
             lembaga intra kampus dan sebagai praktisi profesional, penulis saat ini dipercaya
             sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila, Universitas Trilogi. Sejumlah
             buku, diantaranya; “Dekonstruksi Kebijakan Hak Ulayat Laut” dalam buku
             Menggugat Kebijakan Agraria (2005); “Paradigma Penelitian Konstruktivisme”
             dalam buku Metodologi Penelitian Sosiologi Pedesaan (2005); dan “Kedaulan
             Lokal: Pengalaman Empiris Melaksanakan Pilkada Langsung Pertama di
             Indonesia” (2006), berhasil diselesaikan dimasa-masa awal studi S3.





             Profil Penulis                                                229
   250   251   252   253   254   255   256