Page 57 - Reforma Kelembagaan dan Kebijakan Agraria (Hasil Penelitian Strategis STPN 2015)
P. 57

42    Reforma Kelembagaan dan Kebijakan Agraria


            langsung;  akhirnya  memunculkan  relasi  kuasa  dalam  memberdayakan
            petani. Relasi kuasa  (power relation) adalah  hubungan antara  suatu
            kelompok  dengan kelompok lainnya berdasarkan ideologi  tertentu.
            Kekuasaan (power) adalah konsep yang kompleks dan abstrak, yang secara
            nyata mempengaruhi kehidupan mereka. Kekuasaan didefinisikan sebagai
            kemampuan pemangku kepentingan, untuk menentang atau mendukung
            individu atau kelompok lainnya (lihat Thomas, 2004:10).

                Relasi kuasa para pihak sehubungan dengan adanya strategi pertanahan
            Pemerintah Desa Prigelan, terdiri dari relasi antara pihak-pihak, sebagai
            berikut:  (1) Pemerintah Desa Prigelan,  sebagai  pihak  yang menetapkan
            strategi pertanahan; (2) petani, sebagai pihak yang menjadi sasaran strategi
            pertanahan; (3)  kelompok  tani,  sebagai  pihak  yang memperjuangkan
            kepentingan petani;  (4)  gabungan  kelompok  tani,  sebagai pihak  yang
            memperjuangkan kepentingan kelompok tani.

                Adanya  relasi kuasa  akibat  strategi  pertanahan Pemerintah Desa
            Prigelan  berpotensi  menimbulkan  konflik.  Namun  demikian  diketahui,
            bahwa saat konflik telah berada dipuncak dalam bentuk kemacetan, maka
            konflik  akan  menurun  dan  menuju  tahap  pengurangan  (de-escalation),
            yang selanjutnya mengalami negosiasi dalam rangka mencapai konsensus.
            Sumber  konflik  meliputi:  Pertama, pemaknaan tanah oleh  stakeholders,

            yang meliputi perbedaan makna tanah menurut pemerintah desa, petani,
            kelompok tani, dan gabungan kelompok tani. Kedua, hak dan akses atas
            tanah, yang meliputi kepemilikan serta akses terhadap keuntungan dan
            nilai-nilai pertanahan yang dianut.  Ketiga,  kontestasi antar aktor, yaitu:
            pemerintah desa, petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani.

                Dinamika kekuasaan  dan  relasi kuasa  (power relation) merupakan
            faktor yang telah melipat-gandakan dan menjadi penyebab merebaknya
            kemiskinan (poverty). Serangan komprehensif terhadap kemiskinan dan
            ketidak-setaraan  (inequality) berasal  dari kekuasaan  (power), termasuk
            peran konstruktif dan destruktif kekuasaan. Pendekatan untuk mereduksi
            kemiskinan seringkali mengabaikan kebutuhan utama masyarakat, serta
            meremehkan (underestimate) dan mengabaikan relasi kuasa yang justru
            memelihara kemiskinan (Moncrieffe, 2004:7-11).
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62