Page 131 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 131

112   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            Lundayeh Kabupaten Nunukan;  dan Peraturan Daerah
            Kota Ternate Nomor 13 Tahun 2009 tentang Perlindungan
            Hak-hak  Adat  dan Budaya Masyarakat  Adat Kesultanan
            Ternate.
                Sebagai catatan atas lahirnya keempat Perda tersebut
            dikemukakan bahwa pengaturan tanah ulayat di Kabupaten
            Kampar dilakukan  tanpa  penelitian dan  pemetaan;

            pengaturan tanah ulayat masyarakat Baduy di Kabupaten
            Lebak  tanpa  penelitian  namun diadakan  pemetaan; dan
            pengaturan  tanah  ulayat  masyarakat adat  Lundayeh di
            Kabupaten Nunukan melalui  penelitian namun  tidak
            dilakukan pemetaan.

                Dua  tahun kemudian lahir komitmen  politik  secara
            nasional untuk memberikan pengakuan dan perlindungan
            terhadap hak masyarakat  hukum  adat  yaitu  dengan
            diterbitkannya Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001
            tentang Pembaruan  Agraria  dan Pengelolaan Sumber
            Daya  Alam. Salah satu  prinsip  – dari 12  prinsip  – dalam
            pelaksanaan pembaruan agraria dan pengelolaan sumber
            daya alam tersebut adalah: “mengakui, menghormati, dan

            melindungi hak masyarakat hukum adat dan keragaman
            budaya bangsa atas sumber daya agraria/sumber daya alam”.
            Itulah sebabnya  undang-undang  terkait  dengan sumber
            daya  alam/sumber  daya  agraria  yang  terbit  pasca  TAP
            tersebut hampir  seluruhnya memuat adanya  pengakuan,
            penghormatan,  dan  perlindungan atas  hak  masyarakat
            hukum adat.
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136