Page 148 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 148

Wawancara 6 Maret 2024). Petani pada kelompok ini menjadi paling
            rentang dibandingkan petani lainnya karena hanya dapat mengelola
            lahan pertanian milik orang lain. Pendidikan yang tidak baik membuat
            orang/petani ini hanya bisa mendapat pekerjaan menjadi penggarap
            di sawah maupun kebun/tegalan. Pendapatan yang diterima petani
            penggarap  hanya  sebatas  pada gaji  bulanan  yang diberikan oleh
            pemilik lahan.  Permasalahan  ekonomi  tidak  akan menjadi  urgensi
            saat hasil panen pertanian dapat dikatakan berhasil, sehingga gaji yang
            diterima dapat sesuai dengan perjanjian antara petani dan pemilik
            lahan. Hal ini akan berbeda saat hasil panen sangat sedikit bahkan
            terburuknya gagal panen yang berdampak besar bagi petani penggarap.
            Pendapatan yang diberikan oleh pemilik lahan akan jauh lebih kecil
            yang biasanya antara mereka melakukan sistem bagi hasil, bukan gaji
            yang  tetap setiap  bulannya.  Petani penggarap yang pendapatannya
            berkurang akan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya,
            serta kualitas pendidikan yang tidak baik membuat petani tersebut
            sangat sulit mendapatkan pekerjaan lainnya. Permasalahan lainnya
            akan muncul yaitu petani penggarap akan menjadi pengangguran.
                Kelompok  petani berdasarkan luas lahan  pertanian  ada  yang
            disebut  sebagai petani  gurem  yang  memiliki  luas usaha pertanian
            dengan kepemilikan lahan  dibawah 0,5  ha (Warno,  Wawancara 6
            Maret 2024). Jumlah petani gurem di Kabupaten Sleman pada tahun
            2023  sebanyak  80.242  orang.  Mayoritasnya  petani  di Kabupaten
            Sleman  sebagai  petani  gurem menjadi  permasalahan besar karena
            kepemilikan lahan yang sangat sedikit dapat menyebabkan kebutuhan
            ekonomi menjadi tidak tercukupi. Keadaan yang terdesak membuat
            petani gurem dapat  menjual  seluruh  lahan  pertaniannya,  sehingga
            beralih profesi lainnya atau tetap menjadi petani penggarap. Menurut
            Moeis dkk. (2020) terdapat 49,38% rumah tangga golongan miskin
            di Indonesia dan 14,35% di dalamnya berasal dari sektor pertanian.
            Petani  gurem  yang  menjadi petani  penggarap  semakin  menjadi
            masalah besar bagi Kabupaten Sleman. Jumlah lahan pertanian yang
            semakin sedikit di masa mendatang bahkan habis dapat menyebabkan
            jumlah  pengangguran  di  Kabupaten Sleman  dapat meningkat
            pada sektor  pertanian.  Hal  ini sudah dibuktikan sebelumnya yaitu


                                                                 BAB IV  117
                                     Dinamika Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153