Page 8 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 8
vi Tri Chandra Aprianto
telah menantang kepribadian “anak sekolahan” saya. Saya berharap
pelajaran itu tergurat dalam buku ini.
Sejumlah orang yang telah membaca dan memberi komentar
atas tulisan ini. Secara khusus saya berterima kasih kepada Dr(HC)
Gunawan Wiradi yang selalu mengingatkan saya untuk meletakkan
studi agraria ke sejarah. Kepada Prof. Dr. David Reeve terima kasih
atas komentarnya yang menggairahkan saya untuk mendalami
masalah agraria seputar masa peralihan dari Demokrasi Terpimpin
ke Orde Baru.
Meskipun tidak terlibat secara langsung dalam studi dan
penulisan, ada tiga nama yang wajib hukumnya saya ucapkan
terima kasih. Pertama kepada Ir. Bondan Gunawan Sastrosudarmo
yang selalu mengingatkan studi agraria tidak bisa dilepaskan dari
kebudayaan dimana masyarakatnya berada dan cita-cita para pendiri
bangsanya. Kedua kepada Drs. Muhammad Imam Azis yang selalu
melibatkan saya pada diskusi-diskusi kepesantrenan dan masalah-
masalah keagrariaan yang dihadapi rakyat Indonesia. Ketiga kepada
Iwan ‘ndut’ Kusuma yang telah mengenalkan saya pada studi agraria
sejak awal tahun 1990-an.
Kepada seluruh kolega Jurusan Sejarah Universitas Jember
saya ucapkan terima kasih. Khusus kepada Andang Subaharianto,
M.Hum yang mengenalkan antropologi tidak terpisahkan dengan
sejarah.
Di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta,
secara khusus saya berterima kasih atas dorongan dari M. Nazir
Salim yang meminta karya ini untuk diterbitkan. Kepada STPN Press
terima kasih telah memfasilitasi penerbitan ini.
Akhirnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua Papa Heru Sujono dan Mama Rudi Windayantie, doa yang
tidak putus sehingga disertasi ini bisa selesai. Kepada Zulikar Bisma
Wicaksana, Luh Sirdan Dian Parahita, Aisya Nourmadina dan Nun