Page 149 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 149

Gunawan Wiradi

            oleh bangsa sendiri, tetapi jika ternyata ia justru menindas
            rakyatnya sendiri, apa gunanya? Hal itu justru lebih buruk
            dibandingkan dengan penjajahan oleh bangsa asing.
                Memang, tanpa kemerdekaan politik lebih dulu, secara
            teori, kita akan sulit untuk mengubah susunan masyarakat
            itu. Jadi, kemerdekaan barulah “sasaran-antara”, atau menurut
            kata-kata Bung Karno, kemerdekaan adalah “jembatan-emas”,
            dan di seberang jembatan itulah kita berusaha membangun
            masyarakat baru yang bebas dari “penindasan manusia oleh
            manusia”. Itulah sebabnya, walaupun sudah merdeka, Bung
            Karno mengatakan bahwa “revolusi belum selesai”! Karena,
            belum berhasil mengubah susunan masyarakat seperti yang
            dicita-citakan.
                Bagi Indonesia, yang masyarakatnya berciri agraris, maka
            untuk mencapai cita-cita di atas, caranya adalah dengan mela-
            kukan perombakan (yakni, penataan kembali) susunan pemi-

            likan, penguasaan dan penggunaan sumber-sumber agraria
            khususnya tanah, agar lebih adil dan merata, demi kepen-
            tingan rakyat kecil pada umumnya. Mengapa tanah? Karena
            disitulah terletak “jantung” masalah-masalah sosial, ekonomi,
            dan politik. Inilah hakikat landreform!
                Para pendiri Republik ini ternyata mempunyai pandangan
            yang jauh ke depan mengenai hal ini. Ini terlihat dari perhatian
            mereka untuk mengupayakan pelaksanaan Reforma Agraria
            dan penyusunan UU Agraria Nasional tidak lama setelah Prok-
            lamasi Kemerdekaan 1945 dikumandangkan. Namun upaya
            ini ternyata bukan hal yang mudah dan sederhana sehingga
            dalam perjalanan bangsa ini kebijakan agraria dan pelaksanaan
            Reforma Agraria mengalami gelombang pasang dan surut.

            112
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154