Page 119 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 119

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                kemerdekaan  bagi  rakyat  dan  warga  Sumatera  (RI).  Sikap  Jepang  itu
                kemudian dipertegas dalam setiap pernyataan yang dikemukakan oleh
                para  Shu  Chokan  tersebut  tidak  satupun  yang  menyinggung  tentang
                proklamasi atau kemerdekaan RI.

                        Selanjutnya,  sikap  penolakan  Jepang  itu  terlihat  pula  dari
                keengganan     sejumlah    Shu   Chokan     melakukan    pengoperan
                pemerintahan  di  Shu  yang  mereka  pimpin/bawahi.  Sebaliknya  mereka
                sangat  patuh  pada  sekutu,  mereka  dengan  segera  melaksanakan  apa
                yang diperintahkan sekutu.

                        Walapun  demikian,  ada  juga  beberapa  tindakan  Jepang
                (penguasa  Jepang)  yang  dipandang  ―mendukung‖  proklamasi
                kemerdekaan.  Di  banyak  daerah  penguasa  Jepang  mengizinkan
                pengibaran bendera merah putih, walapun di sejumlah daerah lainnya
                diturunkan kembali oleh tentara Jepang. Penguasa Jepang mengizinkan
                adanya  rapat  para  pemimpin  dan  pemuka  masyarakat  daerah  untuk
                membicarakan      pembentukan     berbagai    organisasi,   termasuk
                pembentukan  KNID  dan  pemerintah  pemilihan  residen.  Pihak  Jepang
                mengizinkan diadakannya rapat raksasa dan pawai besar-besaran yang
                diiringi  dengan  pengusungan  spanduk  dan  pamflet  berisikan
                kemerdekaan        Indonesia     dan       pengutukan       terhadap
                kolonialisme/imperialisme.  Tidak  didengar  adanya  aksi  Jepang  yang
                membubarkan rapat para pemimpin dan pemuda daerah dalam rangka
                pembentukan KNID dan pemilihan residen. Di beberapa daerah pengusa
                Jepang  (Shu  Chokan)  menerima  atau  bahkan  mengusulkan  agar
                ―residen‖ yang dipilih pemimpin dan pemuka masyarakat daerah yang
                bersangkutan diangkat sebagai Wakil Shu Chokan.
                         Sikap  ―mendukung‖  ini  juga  diperlihatkan  oleh  Komandan
                Tertinggi  Tentara  ke-25  di  Bukittinggi  (Jenderal  Shimura)  pada  saat
                menerima  Mr.  Moh.  Hasan  dan  dr.  Moh.  Amir.  Sang  jenderal,
                Gunseikan  Sumatera  ini  malah  berpesan  kepada  gubernur  agar
                mengendalikan sendiri pendidikan opsir, supaya kepada mereka dapat
                diberi  bimbingan  rohani  dan  memupuk  cita-cita  kebangsaan  yang
                sesuai.
                       68
                        Gunseikan  Tentara  ke-25  atau  para  Shu  Chokan  se-Sumatera
                memang  memperlihatkan  sikap  menentang,  namun  sekaligus
                ―mendukung‖  semangat  proklamasi  warga  Sumatera.  Sayangnya,
                seorang  perwira  Jepang  seperti  Laksamana  Maeda,  yang  mendukung



                                                                                 107
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124