Page 573 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 573

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                mencatat bahwa PKII memperoleh dukungan dari berbagai kalangan di
                Serui dan Waropen. 115  Dampak dari PKII di Serui adalah bertambahnya
                dukungan masyarakat di luar Serui seperti di Sorong, Manokwari, dan
                     116
                Biak.
                        Sebagai ketua PKII, Silas Papare kemudian berpendirian bahwa
                Irian Barat secara historis tidak terpisahkan dari Indonesia. Oleh karena
                itu, dia tanpa henti memperjuangkan prinsip tersebut. Dia berpendapat
                bahwa  sebelum  proklamasi  Indonesia,  Irian  Barat  adalah  bagian  dari
                Hindia  Belanda.  Silas  Papare  berharap  Indonesia  akan  membebaskan
                orang  Irian  Barat  dari  kolonialisme  dan  imperialisme  dan  membantu
                                                                          117
                mereka  untuk  membangun  Irian  barat  bersama  Indonesia.   Dengan
                menerima  fakta  bahwa  Indonesia  terdiri  dari  berbagai  kelompok  suku
                dan  agama,  Silas  Papare  dan  kelompoknya  rela  bekerja  sama  dengan
                masyarakat  di  luar  Irian  Barat  menentang  Belanda.  Nasionalisme
                Indonesia  yang  dikenalkan  Ratulangi  mampu  mengubah  cara  berpikir
                Silas  Papare  dan  pendukungnya.  Sebagai  satu  bangsa,  masyarakat
                Indonesia  termasuk  Irian  Barat  tidak  hanya  mempunyai  kesempatan
                yang  sama  untuk  membangun  Irian  Barat  tetapi  mereka  mempunyai
                kesempatan  yang  lebih  untuk  menduduki  posisi  pada  level
                pemerintahan  yang  lebih  tinggi,  yang  tidak  didapatkan  selama
                pemerintahan Belanda. Silas Papare dan kelompoknya akhirnya melihat
                bahwa perbedaan suku antara orang Irian Barat dan Indonesia lainnya
                tidaklah merupakan isu penting.

                        Pada  pertengahan  1948,  terdapat  upaya  dari  pemerintah
                Belanda  di  Serui  untuk  menghentikan  aktivitas  PKII.  Pemerintah  mulai
                mengawasi setiap gerakan yang dilakukan masyarakat pendukung PKII.
                Upaya  ini  dimulai  dengan  menahan  dua  pegawai  administrasi  yang
                dianggap  terlibat  dan  mendukung  PKII,  yaitu  Baldus  Dumatubun  dan
                Woriari.  Alasan  penahanan  adalah  bahwa  kedua  pegawai  ini
                mengijinkan  PKII  melakukan  kampanye  di  desa-desa.  Kemudian
                pemerintah melakukan penangkapan terhadap dua guru asal Serui yaitu
                                              118
                R. Mbaudadari dan B. Mangge.
                       Pada  1948,  Silas  Papare  akhirnya  ditangkap  oleh  Pemerintah
                Belanda  di  Serui  dan  dikirim  ke  Penjara  Hollandia  karena  dianggap
                menentang  Pemerintah  Belanda,  tetapi  kemudian  dibebaskan  oleh
                pemerintah     dengan    mempertimbangkan      peranannya     selama






                                                                                 561
   568   569   570   571   572   573   574   575   576   577   578