Page 41 - Buku Ajar Video Pembelajaran Praktikum Biokimia 1

5. Titrasi Formal Asam Amino
A. Dasar Teori
Titrasi formal asam amino adalah metode penetapan asam amino berupa titrasi dengan larutan basa setelah ditambahkan larutan formaldehid untuk menghilangkan kebasaan gugus amino. Pada titrasi ini akan diperoleh kurva titrasi asam amino dari hasil hidrolisis protein menggunakan enzim protease. Asam amino adalah ion dipolar yang umumnya mengandung dua atau lebih pKa. Asam amino yang menyusun protein tertentu, dan kadar asam aminonya tidak sama. Protein ketika dihidrolisis menghasilkan asam amino bebas. Asam amino tidak larut dalam eter karena mereka adalah senyawa dipolar dan dalam air mereka menunjukkan struktur polar ganda (ion Zwitter). Titrasi ini merupakan metode analitik untuk memantau pembentukan asam amino bebas yang dihasilkan pada proses hidrolisis protein oleh enzim proteolitik.
Pada percobaan ini dibuat kurva titrasi untuk asam amino yang diperoleh dari hidrolisis protein menggunakan enzim protease. Selama hidrolisis protein, jumlah gugus karboksil dan gugus amino terus meningkat. Penentuan kuantitatif salah satu kelompok akan dapat memberikan indikator untuk menentukan derajat hidrolisis protein. Menurut teori zwiterion, jika asam amino dititrasi dalam larutan dengan basa, ini berarti ion hidrogen dari amonium dititrasi. Gugus amonium asam amino disimpan di daerah pH tinggi atau di atas pH 11, sehingga tidak mungkin untuk dititrasi sampai titik akhir.
Hal yang sama juga terjadi pada gugus karboksil yang disimpan pada pH rendah sehingga tidak mungkin dititrasi dengan basa (Tika, 2010). Untuk mengatasinya, formaldehida ditambahkan ke dalam larutan asam amino untuk bereaksi dengan gugus amino yang tidak bermuatan sehingga memungkinkan gugus amonium menjadi buffer pada daerah di bawah pH dan dapat dititrasi pada titik akhir secara kuantitatif menggunakan indikator (Teka, 2010).
34