Page 235 - Praktikum Biokimia 2
P. 235

     13. Uji Bahan Pengawet Makanan: Borak dan Formalin
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah yang direncanakan adalah mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan lebih lanjut kompetensi ilmu kimia dan pendidikan kimia, untuk menjadi wirausahawan pada kehidupan sehari-hari yang relevan, untuk kemaslahatan bersama (CPMK6), sedangkan kemampuan akhir pada percobaan ini mahasiswa mampu menerapkan eksperiment uji pengawet makanan (Sub-CPMK8). Pengalaman belajar diperoleh adalah mahasiswa melaksanakan praktikum: merencanakan, mengamati, menganalisis, mengelaborasi, membuat dan mensubmit Laporan di https://elearning.unsri.ac.id dan di google classroom.
a. Orientasi
Bahan tambahan pangan seperti bahan pengawet memiliki peran yang penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintetis. Pada umumnya bahan pengawet digunakan untuk mengawetkan pangan yang sifatnya mudah rusak. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Panga, jenis bahan tambahan pangan golongan pengawet yang dilarang penggunaannya dalam produk pangan antara lain adalah formalin dan asam borat. Formalin biasanya digunakan sebagai bahan pengawet mayat dan pengawet hewan untuk penelitian. Penggunaan kedua senyawa tersebut merupakan penyalahgunaan dan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Aturan larangan tersebut menunjukkan ketegasan sikap pemerintah akan bahayanya penggunaan kedua senyawa yang dapat berdampak tidak baik pada kesehatan. Bahaya utama yang ditimbulkan oleh formalin dan asam borat jika terpapar terus menerus yaitu dapat mengiritasi saluran pernafasan jika terhirup, menyebabkan kulit melepuh jika terkena kulit, mual, muntah, diare, kemungkinan pendarahan, sakit perut, sakit kepala,
 234






























































































   233   234   235   236   237