Page 237 - Praktikum Biokimia 2
P. 237

     Metode pengujian boraks dan formalin dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, metode pengujian boraks dan formalin dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya boraks dan formalin dalam sampel makanan dan untuk mengetahui jumlah kadara boraks atau formalin (Kholifah & Utomo, 2018; Nasution dkk, 2018; Hasibuan, Effendi & Seprianto, 2019; Khasanah & Rusmalina, 2019). Pada pengujian boraks analisa kualitatif digunakan menggunakan media berupa indicator alami seperti kunyit dan buah naga (Dewi, 2019; Heriyanti, Bemis & Rahmat, 2019; Hardiana dkk, 2020). Adanya perubahan warna indikator tersebut menunjukkan adanya zat tertentu yang dikandung oleh makanan tersebut. Secara teori apabila sampel mengandung boraks, indikator kunyit akan terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah jingga, ini berarti pengujian tidak dapat dilakukan secara kualitatif saja namun juga harus diikuti dengan analisa kuantitatif. Dalam analisa kuantitatif dengan metode volumetri makanan mengandung boraks ditandai dengan adanya perubahan warna saat proses titrasi menjadi pink lembayung namun dengan konsentrasi yang kecil (Suntaka, Joseph & Sondakh, 2015).
Formalin memiliki sifat asam kuat karena mengandung asam formiat yang merupakan hasil dari oksidasi formaldehida (Roth, 1998; Widelia, Fahrizal & Narti, 2018; Priska dkk, 2020). Sifat asam kuat pada formalin ini akan memudahkan antosianin dalam mendeteksi keberadaan formalin Antosianin akan bereaksi dengan asam kuat, dan wama yang dihasilkan pun akan berubah yaitu menjadi lebih pekat karena berikatan dengan asam. Pada pH 1.0 antosianin membentuk senyawa oxonium (kation flavilium) yang berwarna dan pada pH 45 membentuk karbinol/hemiketal tak berwarna.
236
































































































   235   236   237   238   239