Page 119 - Pendidikan-Agama-Kristen--Kelas-8
P. 119
tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah
dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku
berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.
Berdoa/Menyanyi
A. Pengantar
Simaklah cerita berikut.
Petani dan Kudanya
Seorang petani memiliki seekor kuda yang sangat bagus. Suatu kali seorang
saudagar kaya menawar kuda itu dengan harga sangat mahal. Akan tetapi,
petani itu t dak mau menjualnya. Para tetangganya langsung berkomentar, , “Ah,
alangkah bodohnya kamu! Kudamu sudah ditawar dengan harga sangat mahal,
tetapi kamu membuang kesempatan berharga itu!”
Seminggu kemudian kuda itu t dak pulang ke kandangnya. Para tetangganya
kembali berkata, “Nah, sekarang kudamu hilang, past ada yang mencurinya.
Coba kemarin itu kamu jual, dapat untung besar.” Petani itu menjawab, “Untung
atau rugi siapa yang tahu.” Beberapa hari kemudian ternyata kuda itu kembali.
Rupanya kuda itu pergi ke hutan, dan sekarang pulang dengan sepuluh kuda liar
bersamanya. Melihat itu, para tetangga berkata, “Ah, kamu sungguh beruntung!
Ternyata kudamu t dak hilang, bahkan ia telah menambahkan sepuluh kuda lagi
bagimu.” Kembali petani itu menjawab, “Untung atau rugi siapa yang tahu.”
Keesokan harinya anak laki-laki si petani berusaha menjinakkan kesepuluh
kuda tersebut. Tetapi ket ka sedang menunggang salah satu kuda itu, ia terjatuh
dan kakinya patah. Melihat itu para tetangganya berkata pula, “Ternyata
bertambahnya sepuluh kuda bukanlah anugerah bagimu. Malah membawa
musibah. Lihat, gara-gara kuda-kuda itu, anakmu patah kaki!” Dengan tetap
tenang petani itu menjawab, “Jangan bicara begitu, musibah atau anugerah
siapa yang tahu.” Beberapa waktu kemudian negeri itu terlibat perang dengan
negara lain. Semua pemuda di kampung itu terkena wajib militer untuk maju ke
medan perang. Hanya anak petani yang terluka itu yang lolos dari wajib militer.
Hikmah dari cerita itu: Apa yang tampaknya sebagai “ujung jalan”, kadang
hanya sebuah “belokan”; masih ada jalan kelanjutannya. Begitu juga set ap
perist wa yang kita alami, biasanya akan diikut oleh perist wa-perist wa lainnya.
B. Allah Tiada Henti Bekerja
Paulus adalah seorang pekabar Injil yang sangat gigih. Untuk mengabarkan
Injil, ia banyak sekali mengalami rintangan dan cobaan; baik dari dalam dirinya
sendiri berupa penyakit yang dideritanya (bandingkan dengan 2 Korintus 12:7-10)
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 111