Page 273 - 3 Curut Berkacu
P. 273

 Pelarian 255
letak plafon berada. Nuansa putih yang telah memudar, dipenuhi bercak cokelat yang nggak karuan, menandakan bekas-bekas rembesan air hujan. Sangat jelas ada genteng yang bocor, dan jika dibiarkan berlarut-larut bisa berakibat pada kerapuhan kerangka plafon dan lebih parah bisa membuat plafon jadi runtuh. Tapi apalah daya, kondisi sekret memang seperti ini, mungkin karena kendala terbatasnya biaya sehingga belum bisa dibenahi, menyusul musim penghujan justru sedang ganas-ganasnya.
Rapat kami tetap dimulai. Untungnya sebagian besar pengurus sudah hadir sebelum hujan turun. Sesekali guntur yang menggelegar memaksa rapat terjeda sesaat, beberapa pengurus cewek spontan ikut menjerit. Dan nahasnya, kekhawatiran gue benar terjadi, langit semakim muram, tumpahan hujan semakin deras, suara petir dan cahaya kilat silih berganti seakan berlomba saling mendahului, layaknya bus metromini di Jakarta yang sedang berlomba saling berebut penumpang. Rapat pun terpaksa harus dihentikan.
Kami akhirnya disibukkan mengatasi tetes-tetes air hujan yang menembus genteng dan plafon, semakin lama semakin banyak. Beberapa titik tetes ditadah dengan alat seadanya; mulai dari ember, gayung, sampai panci kemping. Pengurus lama terlihat sibuk mengamankan beberapa dokumen agar terhindar dari tetes air. Kami semua saling bahu-membahu tanpa perlu dikomando.
Beruntung, hujan tidak terlalu lama. Tapi hampir satu jam kami habiskan untuk menangani sisa-sisa air sampai lantai mulai mengering. Rapat kemudian kembali digelar. Selain pembahasan mengenai rencana pelantikan kepengurusan baru, ternyata materi bahasan lainnya






























































































   271   272   273   274   275