Page 272 - 3 Curut Berkacu
P. 272

 254 3 Curut Berkacu
Bima. Tak jarang gue meneteskan air mata jika kembali terkenang dengan semua itu.
Tapi, gue melakukan semua ini karena Iqbal. Gue juga gak ingin terlalu lama terlarut dalam patah hati. Gue membiarkan Iqbal bersama Fiera. Dan dengan menjauh dari Iqbal, sama dengan gue menjauh dari Fiera, karena setiap melihat Iqbal hati gue seketika jadi ‘nyesek’ nggak karuan. Untungnya, si Bunga Bangkai itu semakin bertingkah, sehingga gue punya alasan dan menjadikannya ‘kambing hitam’ atas ketidakaktifan gue lagi di Saka Bhayangkara.
Terkadang gue termenung sendirian, segitunya efek sebuah hati yang sedang dirudung cinta sekaligus dihadapkan pada sebuah jalinan persahabatan. Gue bahkan tak diberikan pilihan selain meninggalkan semuanya.
***
Siang ini gue bergegas ke sekretariat DKR Bekasi
Timur, ada rapat. Ini adalah rapat lanjutan dari Sabtu kemarin yang membahas tentang rencana pelantikan anggota baru kepengurusan DKR untuk masa jabatan 5 tahun ke depan. Rapat ini dihadiri oleh seluruh pengurus lama dan pengurus baru.
Hanya butuh 15 menit waktu tempuh untuk tiba. Cuaca mendung yang lembut terlihat menyambut kedatangan gue. Namun kemudian tiba-tiba saja berubah menjadi awan hitam pekat menutupi langit biru, angin pun bergemuruh, kilat menyambar menyala-nyala, suara petir terdengar bersahut-sahutan, dan hujan pun akhirnya tertumpah ruah juga. Tidak mengherankan, awal Februari ini memang masih bulan penghujan.
Gue melirik ke bagian langit-langit ruangan sekret,


























































































   270   271   272   273   274