Page 29 - deCODE Vol 1/2018
P. 29
Usep S. Ahyar
seharusnya lebih pan- dai dalam mengenali
berita Hoax karena sudah ba- nyak
media yang bisa kita gunakan untuk
mencari kebenaran
deDiscuss
“Mari Cerdas Tanpa Hoax”
Akhir–akhir ini banyak sekali isu atau berita
yang beredar di media sosial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Isu–isu ini bisa kita sebut dengan hoax. Ini memprihatinkan. Untuk menumbuhkan kesadaran dan kecerdasan menyaring berita sebelum membagi (sharing), berikut liputan deCode, berangkat dari sebuah diskusi yang digelar atas kerjasama dengan Populi Center.
Banyak sekali hoax yang beredar baik di media sosial atau yang langsung disebarkan oleh teman atau behkan keluarga kita sendiri. Berita hoax memberikan efek
yang besar bagi para pembacanya karena banyak sekali pembaca yang langsung percaya akan berita tersebut tanpa mengkonfirmasi atau mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Seringkali hoax memberikan efek negatif kepada para pembacanya karena dapat menimbulkan pertengkaran atau bahkan tindak kriminal.
Sebagai mahasiswa tentunya kita harus tahu bagaimana cara menghindar
dari
pengaruh berita hoax atau bahkan menyebarkan berita tersebut. Ditemui setelah acara seminar Etika Dalam Media Sosial (Kampanye, Media Sosial, dan Hoax) pada 16 maret 2017, Usep S Ahyar, Direktur
Populi Center memberikan tips agar mahasiswa
dapat menghindar dari berita hoax. Ia
mengatakan bahwa sebagai mahasiswa kita
Usep S Ahyar
berita tersebut. Sebagai seorang mahasiswa kita juga dituntut untuk selalu berhati–hati ketika mengkonfirmasi berita yang kita dapat sebelum menyebarkannya kepada orang lain. Walaupun pengaruh hoax tidak begitu besar tapi bukan berarti tidak memiliki pengaruh.
kepada orang lain. Walaupun pengaruh hoax tidak begitu besar tapi bukan berarti tidak memiliki pengaruh.
“Mahasiswa itu ketika mendapat informasi
harusnya diklarifikasi seperti dalam penelitianya itu mengcrosscheck data atau mengcrosscheck sumber seperti menanyakan kepada sumber yang credible dan legitimate,” katanya.
Kita juga harus hati–hati dalam mencari sumber untuk mengkomfirmasi berita tersebut seperti menghindari website–website berita yang belum resmi atau yang bisa diubah oleh siapa saja. “Kita harus memilah berita, mana berita yang penting untuk kita dalami mana berita yang kurang penting untuk kita dalami,” tambahnya.
Pada masa Pilkada lalu misalnya, banyak sekali hoax yang digunakan sebagai alat kampanye yang sifatnya black campaign atau tidak berdasar yang tujuannya untuk mempengaruhi para pemilih remaja yang masuk dalam kategori pemilih pemula.
“Pemilih pemula adalah kelompok pemilih yang sangat mudah untuk dipengaruhi karena masih haus akan informasi, karena itu sangat rawan untuk usia–usia pemula walaupun tidak semua seperti itu. Karena itu menurut saya ini sangat penting untuk semua kalangan untuk menggunakan rasionalitasnya, menggunakan sumber yang berbeda, rajin membaca yang sebenarnya merupakan kuncinya,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan bahwa kita harus bisa memilah mana berita benar mana berita yang tidak benar dan kita juga harus bisa memahami mana berita yang bermanfaat untuk disebarkan dan mana yang tidak.
JSafa/Melati A.W/Mariah S/M. Raffly 29
Sumber Foto: Google