Page 43 - deCODE Vol 1/2018
P. 43
background atau model ruang radio.
‘’Ruangannya juga nyaman. Ditata dengan baik, praktik atau belajarnya asyik,’’ kata Shafira, mahasiswa yang sudah mulai aktif membuat program dan bersiaran selama beberapa bulan terakhir.
Di ruang yang sebenarnya tidak terlalu luas, CFM dilengkapi dengan sebuah ruang siar, tiga komputer, ruang tamu dan TV lebih banyak digunakan untuk CCTV serta ruang serbaguna (antara lain untuk salat).
Awal Mula CFM
Fasilitas CFM sebagai sarana belajar siaran, dihadirkan tahun 2007. Ketika itu, sejumlah mahasiswa angkatan 2007-2008 secara rutin bersiaran dan berlatih membuat berbagai
hal terkait radio.Tapi saat itu, belum ada yang menangani secara khusus pembinaan dan regenerasi. ‘’Sehingga putus. Namanya juga kampus, anak-anak lulus, ketika tidak ada regenerasi, eh jadi sepi. Dan celakanya, tidak lama terjadi kecelakaan. Pemancar radio ini tersambar petir, semua barang hangus. Sedih, deh, lemes,’’ kisah Viand.
Karena biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit, dan skema pengelolaan belum terbentuk, CFM mati suri dalam waktu sangat lama. 8 tahun kemudian, CFM kembali ditata. Peralatan baru dihadirkan, dan mulai bergeser pada sistem digital.
Karena biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit, dan skema pengelolaan
belum terbentuk, CFM mati suri dalam waktu sangat lama. 8 tahun kemudian, CFM kembali ditata. Peralatan baru dihadirkan, dan mulai bergeser pada sistem digital. “Selama 8 tahun itu gua merancang sesuatu. Beli pemancar baru dan peralatan baru sesuai kebutuhan. Akhirnya karena pemancar mahal, kita memutuskan CFM untuk streaming. Ada dua jenis streaming: di laptop dan komputer dan di hape,’’ tutur Viand lagi.
Viand mengaku, tiga tahun
ia berusaha memikirkan dan membangun skema pengelolaan dengan support dari Program Studi Ilmu Komunikasi dan Universitas. Akhirnya CFM memutuskan untuk bekerja sama dengan developer asal Inggris bernama Nobex Technology
43