Page 11 - decode Magz Vol:3
P. 11
menyatukan dan mempersatukan diri dengan langkah memelihara, melestarikan, mengembangkan, serta me- ngamalkan ajaran Islam yang rujukannya kepada beberapa Imam Mazhab, yang kita ketahui yaitu ada Mazhab Ham- bali, Mazhab Hanafi, Mazhab Syafi’I dan Mazhab Maliki. Dalam praktik fikihnya, Nahdlatul Ulama lebih men- dominasi kepada mazhab Imam Syafi’i. Semua ajaran da- lam empat mazhab fikih bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, Ijma (keputusan-keputusan dari para ulama sebelumnya atau yang disebut tabi’ tabiin) dan Qiyas.
Ciri-ciri melekat orang yang menganut Nadhlatul Ulama (NU) dalam tradisinya adalah yasinan, tahlilan, ziarah kubur, manaqib, barzanji / maulidan, bertawasul kepada habib atau keturunan baginda Nabi Muhammad SAW yang masih hidup hingga saat ini.
Nahdlatul Ulama juga menerima tasawuf dan tarekat yang mu’tabar (yang diakui). Dalam ilmu tasawuf, Nah- dlatul Ulama merujuk kepada Imam Al-Ghazali. Dalam praktik ibadahnya, Nahdlatul Ulama biasanya di setiap salat subuh menerapkan bacaan doa qunut, kemudian da- lam praktik salat tarawih menerapkan 20 rakaat dan dalam praktik salat id menerapkan satu kali khotbah.
Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam Indone- sia modern yang didirikan oleh Muhammad Darwis atau yang biasa dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan. Dina-
makan Muhamadiyah yang bermakna berarti pengikut kelompok Nabi Muhammad SAW.
Muhammadiyah lebih dulu didirikan daripada Nahdlatul Ulama, yaitu pada tanggal 18 November 1912. Dari segi fikih, Muhamadiyah menganut kepada mazhab Imam Ahmad bin Hambal yang hanya bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis yang sahih saja. Dalam adat dan kebiasaan, Muhammadiyah menghilangkan kebiasaan sep- erti ziarah kubur ke makam wali (orang-orang suci), tidak ada tradisi tahlilan, barzanji, maulidan, dan dibaiyah.
Dalam praktik ibadahnya, Muhamadiyah tidak menerapkan bacaan doa qunut dalam salat, menerapkan delapan rakaat salat tarawih, dan dalam niat salat tidak membaca niat (ushalli.)
EDISI 3 - April / 2023 11