Page 17 - decode Magz Vol:3
P. 17
kan masjid ketiga yang dibangun oleh Jusuf Hamka pada tahun 2020 dalam ikhtiarnya membangun seribu masjid untuk umat Islam di Indonesia.
Selain menjadi pendiri masjid ber- nuansa Tiongkok ini, Jusuf Hamka juga merupakan pemilik Tol Desari.
Unsur Budaya pada Masjid Babah Alun Desari
Masjid Babah Alun Desari menerapkan desain arsitektur tradisional Tiongkok yang terdapat pada corak bangunan. Jusuf Hamka mengimplementasikan 3 unsur budaya pada masjid ini yaitu budaya Tionghoa (Cina), Islam, dan Betawi.
Unsur Tionghoa kerap dimasukkan de- ngan mengombinasikan campuran 3 warna yang khas. Ketiga warna tersebut ternyata memiliki makna yang diakui oleh masyarakat Tionghoa. Merah artinya keberuntungan, hijau artinya kedamaian, dan kuning ke- emasan artinya kejayaan.
Warna-warna tersebut memang me- narik perhatian siapa pun yang melewatinya. Hal ini seperti pendapat Roy, salah satu jemaah yang baru saja salat zuhur.
“Mungkin dari segi bangunannya ya yang ikonik dan tulisan-tulisannya. Sama warna-warna dominan yang ada di masjid ini,” ujar Roy.
Pintu masuk yang melengkung dan ba- gian atap yang juga mengerucut menandakan bangunan ini menerapkan desain bangunan Tionghoa seperti kuil.
Hal serupa juga disampaikan oleh jemaah lain bernama Raymond. Menurutnya, desain yang diaplikasikan pada bangunan masjid sangatlah unik pada bagian luar dan dalam masjid.
“Pas saya liat dari jauh, saya mengira itu motif batik yang ada di tembok masjid. Tapi pas dilihat dari dekat ternyata itu motif tu- lisan Arab dengan gaya Cina,” Ujar Raymond.
Unsur Islam terletak pada kubah masjid yang bagian dalamnya terdapat tulisan
asmaulhusna mengitari ku-
bah dengan tulisan berbahasa Mandarin yang menandakan arti dari masing-masing asmaulhus- na.
Unsur terakhir yang ada pada masjid ini adalah unsur bu- daya Betawi berupa pagar yang mengelilingi lantai atas masjid.
Fasilitas Masjid Babah Alun Desari
Di samping keunikan yang dimilikinya, masjid ini ternya- ta sudah menjadi salah satu tujuan wisata religi, khususnya wisatawan muslim Tionghoa. Bagi mereka yang keturunan Tionghoa tentu akan dipermu- dah lantaran terdapat informasi dengan tulisan China yang ada di masjid ini.
Masjid Babah Alun Desari bisa dikatakan memiliki letak yang strategis. Hal ini disebab- kan oleh lokasi masjid yang berada tepat sebelum gerbang Tol Cilandak Utama sehingga pengendara yang hendak mele- wati jalan tol ini bisa beristira- hat atau melaksanakan ibadah salat.
Terdapat pula toilet dan tempat wudu yang berada pada sisi kiri masjid serta
minimarket UMKM yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Lahan parkir yang cukup luas juga membuat rest area ini dapat menampung banyak mobil, terutama pada saat waktu salat tiba.
Meskipun lokasinya yang berada di pinggir jalan tol, masyarakat tetap bisa menjang- kau lokasi masjid ini dengan
kendaraan roda dua. Mereka bisa melewati jalan perkampu- ngan yang berbeda dengan jalur masuk tol.
Tanggapan Jemaah ten- tang Akulturasi Budaya
Sebagai pengunjung yang baru pertama kali datang ke masjid ini, Raymond ber- pendapat bahwa akulturasi budaya yang diimplementasikan pada rumah ibadah sangat baik untuk diterapkan. Masjid Babah Alun Desari memberikan kesan positif untuk masyarakat Mus- lim yang keturunan Tionghoa.
“Saya setuju karena di Islam kan kita diajarkan untuk saling menghargai antarbudaya maupun antaragama. Kemu- dian juga memberikan kesan positif buat masyarakat muslim campuran Indonesia-Cina,” ujar Raymond.
Pendapat serupa juga di- sampaikan oleh Roy yang sudah mengunjungi masjid ini lebih dari sekali.
“Iya kalau dari saya pribadi sih setuju-setuju aja ya dengan adanya akulturasi budaya yang diterapkan di masjid ini. Selagi tidak menyimpang dari yang seharusnya sih tidak masalah buat saya,” Ujar Roy.
Ternyata, perpaduan budaya yang diaplikasikan pada rumah ibadah membawa kesan positif. Mulai dari bentuk ba- ngunan, interior, warna, hingga motif yang ada pada masjid ini melambangkan bahwa akul- turasi budaya bisa diterapkan pada rumah ibadah layaknya Masjid Babah Alun Desari ini.
EDISI 3 - April / 2023 17