Page 26 - decode Magz Vol:3
P. 26

   DE HANGOUT
BAKOEL KOFFIE
KEDAI KOPI LEGENDARIS SEJAK ZAMAN KOLONIAL BELANDA
Bagi pecinta kopi, pasti sudah tidak asing lagi dengan kedai kopi yang sangat hits ini. Apalagi kalo bukan Bakoel Koffie.
Tak disangka-sangka, ternyata Bakoel Koffie sudah berdiri sejak 150 tahun lalu. Yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Berdiri sejak zaman kolonial Belanda tahun 1878, Bakoel Koffie berawal dari warung nasi yang berada di Jalan Hayam Wuruk. Warung tersebut dikelola oleh pasangan suami istri. Suaminya bernama Liauw Tek Soen, seorang imigran dari Cina Selatan (Guangdong) dan istrinya pribumi asli. Untuk memenuhi kebutuhan warung, Tek Soen dan istrinya biasa membeli bahan-bahan dari seorang perempuan dengan membawa bakul yang datang ke warungnya. Hingga pada suatu hari, perempuan tersebut datang menawarkan biji kopi. Tek Soen dan istrinya pun tertarik dan menerima tawaran tersebut. Mereka coba untuk meraciknya sendiri biji kopi itu, lalu mereka sajikan kopi tersebut kepada tamu-tamu di warung nasi mereka. Ternyata tamu-tamu di warung nasi Tek Soen sangat menyukai kopi tersebut. Semakin
hari, warung nasi semakin ramai dikunjungi. Karena mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat setempat, akhirnya Liaw Tek Soen dan istrinya sepakat membuka warung khusus untuk menjual kopi yang mereka beri nama “Toko Kopi Tek Sun Ho”.
26 decode magazine
 Hingga pada 1930, Tek Sun Ho mengekspor untuk pertama kali bubuk kopi campuran rumahan ke Belanda, Jepang, Australia, dan Timur Tengah,” jelas Gadis, Store Leader Bakoel Koffie Bintaro.
20 tahun setelah Indonesia merdeka, peme- rintah mengeluarkan peraturan dilarang meng- gunakan nama Cina untuk nama toko. Sehingga, “Tek Såun Ho” berubah menjadi “Warung Tinggi.” Alasannya adalah karena pada waktu itu, toko Tek Sun Ho toko yang paling tinggi di area tersebut.
Sukses menjadi toko kopi yang diminati masyarakat, pada 1978, Warung Tinggi merayakan anniversary yang ke 100 tahun. Acaranya digelar meriah di Gelora Senayan, Jakarta Selatan. Dari generasi kesatu sampai ketiga, konsep penjualan Warung Tinggi masih berupa toko kelontong. Ko- pi-kopinya di roasting lalu dijual kepada pembeli.
Pada tahun 2000, generasi keempat yaitu Syenny dan Hendra, berusaha untuk melanjut- kan tradisi keluarga. Mereka berinovasi dengan mengubah konsep, dari toko kelontong menjadi sebuah kafe. Warung Tinggi diubah menjadi Ba- koel Koffie.
Bermula dari warung nasi, lalu berubah jadi toko kopi Tek Sun Ho yang berkonsep toko kelon- tong, lalu menjadi Warung Tinggi hingga akhir- nya menjadi sebuah kafe. Saat ini Bakoel Koffie dikelola oleh generasi kelima. Tradisi roasting kopi dari 1878 sampai generasi kelima hingga sete- rusnya diharapkan tidak pernah putus harus tetap berlanjut.
Reporter: Najmahira Fansa Izdihar | Editor: Novi Nurlela | Foto: Feronika Laura





















































































   24   25   26   27   28