Page 61 - deCODE Vol 2/2018
P. 61
Dulu Sukabumi Sekarang Suka Jakarta”
Parma, mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling Islam 2017 UAI ini lahir dan tinggal di Sukabumi, 28 Mei 1997.
Merantau ke Jakarta sejak tahun 2017 dan saat ini tinggal di kos-kosan sekitar kampus. Dalam kesehariannya, Parma memilih pulang pergi ke kampus dengan berjalan kaki. Selain rasa rindu rumah, keluarga, dan makanan rumah, Parma berusaha mencari hal positif yang bisa didapat saat merantau.
“Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang mengajarkan kepada kita arti kehidupan. Karena kalau di rumah ‘kan kita serba dibantu juga oleh orang tua, istilahnya orang tua itu dominan di kehidupan kita. Tapi ketika kita merantau itu banyak sekali pengalaman dari kehidupan yang bisa kita ambil,” ujar Parma.
Selama menjadi anak rantau, Parma merasa banyak sekali yang membantu ketika sedang menghadapi kesulitan. Dari situ, Parma merasa bahwa ada hal baru yang sangat luar biasa yang bisa didapatkan ketika merantau.
Ibarat seperti bisa melihat dan merasakan kepedulian antar manusia secara nyata karena sudah ‘keluar rumah’ dan menghadapi kehidupan ‘nyata’ sendiri, tanpa orang tua. “Kalau susahnya nih ya kalau lagi sakit. Benar-benar lagi butuh bantuan orang tua, butuh perhatian orang tua, tapi nggak ada. Ngobatin sendiri. Begitulah susahnya kurang lebih.”
“Dipisah-pisah”, Cara Parma Mengatur Uangnya
Setiap anak rantau memiliki cara masing- masing yang berbeda dalam mengatur keuangannya selama jauh dari orang tua dan Parma lebih memilih untuk memisah- misahkan uangnya sesuai keperluan dan kebutuhannya. “Kalau mengatur uang itu emang sesuatu yang susah. Kadang-kadang keperluannya banyak, tetapi uangnya terbatas. Kalau saya tips nya itu dipisahin antara misalkan ini uang untuk makan,
ini untuk keperluan kuliah dan ini untuk keperluan mendesak, seperti sakit.”
Tips a la Parma
“Jadi, yang pertama itu kita harus sabar, bahwasanya kita masih diberi kesempatan
hidup di dunia ini, maka carilah kesempatan itu. Yang kedua, ketika kita merantau itu jadilah orang yang berguna bagi sekitar
kita. Walaupun kita di tempat lain, jauh dari rumah, jadikanlah tempat itu seperti rumah.
Kemudian, terus berdoa. Kalau kita memang diizinkan bisa terus
di sini, bisa terus belajar dan mendapat ilmu yang banyak, minta doa kepada Allah SWT agar dipermudahkan dalam perjalanannya. Karena itulah yang
paling penting dalam menjalankan kehidupan rantau. Karena tanpa
bantuan siapa pun, kita masih ada
satu Allah SWT bagi penolong kita,” ungkap Parma.
JReporter & Fotografer: Sasya Semitari Editor: Shinta Aulya & Fitri Aliya Desain: Hermita
deCODE Magazine 63