Page 52 - SPH - 19 Mar 2025
P. 52

genetik  (crossing  over)  selama  profase  I,  di  mana  kromosom  homolog  bertukar

                  segmen DNA, menghasilkan variasi genetik pada keturunan. Setelah melalui tahapan

                  metafase  I,  anafase  I,  dan  telofase  I,  spermatosit  primer  membelah  menjadi  dua
                  spermatosit sekunder, yang masing-masing memiliki jumlah kromosom haploid (n)

                  dengan kromatid ganda.


                  Meiosis II: Pembentukan Spermatid


                        Setelah Meiosis I selesai, spermatosit sekunder langsung memasuki Meiosis II
                  tanpa mengalami replikasi DNA terlebih dahulu. Dalam proses ini, masing-masing

                  spermatosit sekunder  mengalami  pembelahan  kedua yang serupa dengan  mitosis.

                  Pada akhir Meiosis II, setiap spermatosit sekunder membelah menjadi dua spermatid

                  haploid (n) yang mengandung satu set kromosom dengan kromatid tunggal. Secara
                  keseluruhan, dari satu spermatosit primer dihasilkan empat spermatid haploid.


                        Tahap meiosis ini sangat penting karena memastikan bahwa jumlah kromosom

                  dalam  gamet  jantan  (spermatozoa)  dikurangi  menjadi  setengah  dari  jumlah

                  kromosom induk (haploid). Dengan demikian, ketika sperma bertemu dengan ovum
                  yang juga haploid dalam proses fertilisasi, zigot yang terbentuk akan memiliki jumlah

                  kromosom yang normal (diploid), memastikan kelangsungan informasi genetik yang

                  stabil antar generasi.


                   3.  Spermiogenesis




























                     Gambar 2.3 Tahapan pematangan spermatid menjadi sperma (spermiogenesis)




                                                             40
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57