Page 31 - Bahan Ajar Mitigasi Bencana Tsunami
P. 31
b) Pendidikan formal adalah jalur Pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas Pendidikan dasar, Pendidikan menengah,
dan Pendidikan tinggi. Terkait dengan hal ini, dalam rencana nasional
penanggulangan bencana 2010-2014, telah direncanakan adanya
implementasi kesiapsiagaan bencana disekolah/madrasah. Seiring
dengan rencana ini, diterbitkanlah peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 04 tahun 2012 tentang Pedoman
Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana. Dalam pedoman
ini dikatakan bahwa sekolah aman adalah komunitas pembelajar
yang berkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan risiko,
memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dan
sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saat darurat
dan bencana
Sekolah siaga bencana (SSB) merupakan upaya membangun
kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana dalam rangka menggugah
kesadaran seluruh unsur-unsur dalam bidang Pendidikan baik
individu maupun kolektif sekolah dan lingkungan sekolah baik itu
sebelum, saat maupun setelah bencana terjadi. Adapun tujuannya
adalah membangun budaya siaga dan budaya aman di sekolah
dengan mengembangkan jejaring bersama pemangku kepentingan di
bidang penanganan bencana, meningkatkan kapasitas institusi
sekolah dan individu dalam mewujudkan tempat belajar yang lebih
aman bagi siswa, guru, anggota komunitas sekolah serta komunitas di
sekeliling sekolah menyebarluaskan dan mengembangkan
pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui jalur
Pendidikan sekolah
2. Penanggulangan Bencana Tsunami Melalui Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah kekayaan budaya setempat yang mengandung
kebijakan hidup, pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi
kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup. Terkait dengan lingkungan
hidup, Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup secara lestari. Kearifan lokal masyarakat
Indonesia sangat kaya. Bentuk-bentuk kearifan lokal dapat berupa nilai,
norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Beberapa kearifan lokal
23