Page 5 - Bab 4_Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
P. 5
Diophantus dari Alexandria kadang-kadang
disebut "bapak aljabar", adalah matematikawan Yunani
yang bermukim di Alexandria dan penulis serangkaian
buku yang disebut Arithmetica, namun karyanya
tersebut sudah banyak yang hilang. Teks-teks tersebut
menjelaskan tentang pemecahan persamaan aljabar.
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Diophantus.
Dia tinggal di Alexandria, Mesir, mungkin dari antara
tahun 200 dan 214-284 atau 298. Sekitar tahun 250
seorang matematikawan Yunani yang bermukim di
Alexandria melontarkan problem matematika yang
tertera di atas batu nisannya, dalam batu nisannya
tertulis: 'Di sini terletak Diophantus,' keajaiban
lihatlah.
Karya Diophantus
Diophanus menulis Arithmetica, yang mana isinya merupakan pengembangan aljabar yang
dilakukan dengan membuat beberapa persamaan. Persamaan-persamaan tersebut disebut
persamaan Diophantin, digunakan pada matematika sampai sekarang.
Diophantus menulis lima belas namun hanya enam buku yang dapat dibaca, sisanya ikut
terbakar pada penghancuran perpustakaan besar di Alexandria. Sisa karya Diophantus yang
selamat sekaligus merupakan teks bangsa Yunani yang terakhir yang diterjemahkan. Buku
terjemahan pertama kali dalam bahasa Latin diterbitkan pada tahun 1575. Prestasi
Diophantus merupakan akhir kejayaan Yunani kuno.
Fermat mengetahui buku Diophantus lewat terjemahan Clause Bachet yang diterbitkan tahun
1621. Problem kedelapan pada buku kedua tentang cara membagi akar bilangan tertentu
menjadi jumlah dua sisi panjang. Rumus Pythagoras sudah dikenal orang Babylonia 2000
tahun silam – memberi inspirasi bagi Fermat untuk menuliskan TTF /Theorema Terakhir
Fermat (Fermat Last Theorem).
Susunan dalam Arithmetica tidak secara sistimatik operasi-operasi aljabar, fungsi-fungsi
aljabar atau solusi terhadap persamaan-persamaan aljabar. Di dalamnya terdapat 150
problem, semua diberikan lewat contoh-contoh numerik yang spesifik, meskipun barangkali
metode secara umum juga diberikan. Sebagai contoh, persamaan kuadrat mempunyai hasil
dua akar bilangan positif dan tidak mengenal akar bilangan negatif. Diophantus
menyelesaikan problem-problem menyangkut beberapa bilangan tidak diketahui dan dengan
penuh keahlian menyajikan banyak bilangan-bilangan yang tidak diketahui.
Contoh: Diketahui bilangan dengan jumlah 20 dan jumlah kuadratnya 208; angka bukan
diubah menjadi x dan y, tapi ditulis sebagai 10 + x dan 10 – x (dalam notasi modern).
Selanjutnya, (10 + x)² + (10 - x)² = 208, diperoleh x = 2 dan bilangan yang tidak diketahui
adalah 8 dan 12.
Karya Diophantus 'memiliki pengaruh besar dalam sejarah. Edisi Arithmetica memberikan
pengaruh besar pada perkembangan aljabar di Eropa pada akhir abad keenam belas dan
melalui abad 17 dan 18. Diophantus dan karya-karyanya juga telah mempengaruhi
matematika Arab dan ketenaran besar di antara matematikawan Arab. Karya Diophantus
'menciptakan dasar untuk aljabar dan pada kenyataannya banyak matematika canggih
didasarkan pada aljabar.
Sumber : https://blogpenemu.blogspot.com/2014/04/biografi-diophantus-bapak-
aljabar.html