Page 74 - Modul P5 Spenfoursada
P. 74
KETUPAT
Sebelum membahas tentang jenis, bentuk, dan makna ketupat upakara, marilah kita
terlebih dahulu menengok ke belakang kapankah munculnya ketupat dalam Hindu. Kita telah
ketahui bersama, sebagai umat Hindu hendaknya senantiasa menjalankan ajaran agama Hindu
jangan sepotong-sepotong. Dalam Tri Kerangka agama Hindu ada disebutkan Tattwa yakni
kebenaran, keilmuan atau filsafat, Susila yakni aturan tingkah laku yang baik dan benar,
kemudian Acara dan dalam acara terdapat upacara, tempat suci, orang suci dan lainnya.
Dalam menjalankan ajaran agama sebagai umat Hindu kita telah diajarkan untuk tidak pernah
lupa akan kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Beliau maha pengasih dan tidak membedakan –
bedakan ras ataupun golongan manusia di alam semesta ini. Kita tidak boleh lupa bersyukur dan
berterima kasih kepada Hyang Widhi, sekecil apapun anugerah yang kita terima, karena anugerah
Hyang Widhi lah yang menyebabkan kita dapat melangsungkan hidup di alam semesta ini.
Kita tentu tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan mahkluk lainnya, demikian juga manusia pasti
membutuhkan manusia lainnya. Karena itulah Hindu mengajarkan umatnya untuk beryadnya melalui
berkarma secara tulus ikhlas. Tanpa berkarma, memelihara badan kita sendiri pun tidak akan bisa.
Nah sekarang, kita dapat melihat ciptaan Ida Hyang Widhi. Kita diberikan Sabda, Bayu dan Idep (Tri
Pramana) yang menyebabkab manusia dipandang sebagai makhluk paling utama jika dibandingkan
dengan ciptaan Tuhan yang lainnya, maka dari itu umat Hindu hendaknya selalu menjaga alam
semesta ini agar keberlangsungan hidupnya dapat berkelanjutan. Manusia selalu berusaha
menggunakan hasil alam dan memelihara alam ini, oleh karena itu manusia harus selalu menjaga
kesimbangan sehingga keharmonisan dapat terwujud.maka dari itu merupakan tanggungjawab
manusia untuk menjaga dan merawat alam bukan sebaliknya.
Dengan berbekalkan pikiran yang merupakan kelebihan manusia dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan maka manusia dapat menghasilkan hasil budaya yang dijiwai oleh ajaran Hindu. Salah
satunya membuat Upakara. Upakara merupakan sarana mendekatkan diri kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi, karena itu, kita sebagai umat Hindu tidak bisa lepas dari sarana Upakara namun tetap
disesuaikan dimana agama Hindu itu tumbuh dan berkembang serta disesuaikan dengan kemampuan.
Hindu tidak pernah memaksa penganutnya untuk berupacara dan berupakara yang besar-besar
dengan , tetap ukurannya pada kemampuan personal. Upakara adalah hasil kerja umat Hindu yang
mengandung banyak symbol seperti sebagai Wujud Hyang Widhi, sebagai persembahan ataupun
sebagai symbol alam semesta ini, yang tentu harus didasari oleh ketulus iklasan. Upakara dalam
bentuk bebantenan di Bali merupakan implementasi ajaran Weda. Banten tersebut ibaratkan sebuah
kalimat / tulisan ajaran Weda, Ajaran kitab suci Weda tersebut diwujudkan dalam bentuk berbagai
symbol oleh sang Tapini atas anugerah Ida Dewi Uma dan Dewi Saraswati, kemudian diteruskan
pada para Serati Banten lalu para Serati banten mengajarkannya kepada umat kebanyakan. Para serati
Banten tersebut ibaratkan mereka menulis, kemudian para Pinandita dan Pandita membaca tulisan
tersebut, sehingga unsur-unsur yang membentuk sebuah Upakara mempunyai makna dan tujuan
tertentu. Upakara yang dibentuk dari berbagai jenis bentuk reringgitan, berbagai bentuk Jejahitan.
Unsur upakara adalah : Daun, Bunga, Buah-buahan/ biji-bijian, air dan unsur Api.Berbagai jenis
bahan material guna mendapatkan sebuah bentuk upakara, yang dikerjakan dengan tangan yang
trampil, dengan mengatur nafas yang baik untuk menuangkan imajinasi pikiran sehingga
@smpnegeri4sukasada_2021