Page 14 - Keberkahan hidup melalui ekonomi islam
P. 14
c. Rukun Utang-Piutang
Adapun rukun utang piutang
1) yang berutang dan yang berpiutang,
2) barang yang diutangkan,
3) lafadz (kalimat mengutangi). Contohnya: “Saya beri utang ini
kepada engkau.” Jawab yang berhutang, “Saya berutang kepada
engkau sebesar 1 juta akan dibayarkan bulan depan.”
Catatan: Apabila memberi kelebihkan dari utang, dan kelebihan itu
memang kemauan yang berutang serta tidak atas perjanjian
sebelumnya, maka kelebihan itu boleh (halal) bagi yang
mengutangkannya, dan menjadi kebaikan untuk orang yang
membayar utang. Orang yang meminjam berkewajiban untuk
megembalikan barang pinjaman setelah dia mendapatkan manfaat
yang diperlukan. Firman Allah Swt. “Sesungguhnya Allah
memerintahkan kamu agar menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimnya.” (QS.An-Nisa’/4: 58)