Page 12 - Modul Flipbook Interaktif Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten Pacitan
P. 12

masyarakat           desa        Mantren,         Kecamatan

               Kebonagung,           Pacitan.        Tujuannya,         untuk

               menyingkirkan marabahaya dari segenap penjuru
               desa.  Tradisi  ini  dipercaya  jika  tidak  dilakukan

               dapat  mendatangkan  bala  seperti  banyak  orang

               sakit,  menanam  tidak  jadi.  Tradisi  ceprotan
                                                                                        pacitankab.go.id
               merupakan  pencerminan  dari  perjalanan  Kyai  Godeg  dan  Dewi

               Sekartaji saat memulai kehidupan hari tua sebagai guru yang menjadi
               kisah runtuhnya Kerajaan Kediri yang terbagi ke dalam dua kerajaan

               kecil yakni Jenggolo dan Doho. Tradisi Ceprotan pada perkembangan

               selanjutnya dilakukan setiap tahun pada bulan Dzulkaidah atau jawa

               bulan  Longkang,  hari  Senin  Kliwon  atau  Minggu  Kliwon.  Alat  yang

               digunakan  dalam  upacara  adat  bersih  desa  ceprotan  adalah  kelapa

               muda berwarna kuning.




                      Baritan
                                                 Upacara  adat  baritan  bertujuan  untuk

                                          memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha

                                          Esa  agar  terhindar  dari  pagebluk  penyakit  dan
                                          lain  sebagainya.  Upacara  adat  ini  dilaksanakan

                                          oleh  masyarakat  Dusun  Wati,  Desa  Gawang,

                                          Kecamatan Kebonagung. Pageblug tersebut biasa

                                          disebut dengan istilah “Pageblug Mayangkara”.

                     pacitankab.go.id            Awal mula adanya upacara adat biritan ini
                                          diawali pada saat dusun Wati terkena pagebluk

               penyakit,  kemudian  Ki  Ageng  Sorengpati  selaku  kepala  dusun

               melaksanakan wiridan untuk meminta petunjuk kepada tuhan untuk

               menolak pagebluk dan diberikan petunjuk agar mengadakan upacara

               tertentu yang selanjutnya disebut dengan “Baritan”. Upacara adat
               ini memiliki syarat salah satunya harus dilaksanakan di perempatan

               jalan  dusun.  Hal  ini  dikarenakan  perempatan  jalan  dusun  lokasinya



                                                                                                       10
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17