Page 110 - Kelas IX PAI BS press
P. 110

Semenjak  kakeknya  meninggal  tahun  1990-an,  Darso  yang  awalnya
                      berjualan hewan ternak bersama kakeknya mulai beralih profesi menjadi
                      pedagang cilok di sekitar kantor Kecamatan Ajibarang, Banyumas.
                        Awalnya sang istri merasa malu dengan pekerjaan suaminya, namun
                      lambat laun hati sang istri pun luluh. Walau berjualan cilok, Darso mampu
                      mencukupi kebutuhan istrinya, dan hari demi hari kondisi perekonomian
                      pasangan empat anak ini semakin membaik.
                        Setiap  malam,  bersama  istrinya,  Darso  membuat  adonan  cilok,  lalu
                      esok harinya, tanpa rasa malu ataupun gengsi, Darso memikul gerobag
                      ciloknya menuju ke Ajibarang untuk dijajakan kepada para pembelinya.
                        Lama-kelamaan, Darso memilih berjualan dengan menaiki sepedanya.
                      Lalu di tahun 2010, ia memilih berjualan dengan menaiki sepeda motor.
                      Ia  mengaku  awalnya  merasa  takut  menaiki  sepeda  motor,  namun  ia
                      beranikan.
                        "Saya beranikan, sampai sekarang berjualan dengan naik sepeda motor
                      ke Ajibarang," kata Darso saat ditemui di kediamannya.
                        Hingga  kini,  Darso  telah  memiliki  pengecer  dan karyawan cilok
                      di Ajibarang.  Istrinya  di  rumah  membuka  jasa  jahit  baju  sembari
                      mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

                        Selang waktu berlalu, siapa yang menyangka. Darso si penjual cilok
                      yang terkenal ramah dan murah senyum itu akan berangkat melaksanakan
                      ibadah haji bersama sang istri. Sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa
                      sudah lama ia berniat sekali melakukan rukun Islam yang kelima itu.

                        Setelah  sekian  lama  berjuang,  mengumpulkan  uang  dari  sisa    jerih
                      payahnya berjualan cilok, berapa pun sisanya ia kumpulkan, hingga kini
                      ia menuai hasil dari perjuangannya itu. Tahun 2017 ini, ia mendapatkan
                      panggilan berhaji, berangkat bersama kloter 47 tangal 10 Agustus 2017
                      mendatang.
                        Pepetah mengatakan, di balik pria yang sukses selalu ada wanita yang
                      hebat. Darso mengakui hal itu, ia tidak berjuang sendirian. Istrinya Saripah
                      selalu menemani perjuangannya dari awal hingga sekarang.
                        Selain itu, Darso juga mengaku ada hal lain yang membuatnya dan
                      istri  bisa  berangkat  ke  tanah  suci.  Ia  dan  istri  tidak  pernah  melupakan
                      Sang  Pencipta dari dirinya. Setiap saat, ia selalu mengingat Tuhannya.
                      "Gusti Allah baik sekali sama keluarga saya, tidak ada alasan untuk lupa
                      beribadah," katanya.
                        Saripah, setiap malam selalu melakukan salat tahajud, dan siangnya
                      tak lupa ia dirikan juga salat duha untuk mendoakan suaminya.









                100     Kelas IX SMP/MTs                                                                                                              Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115