Page 141 - Pendidikan-Agama-Islam-dan-Budi-Pekerti-Kelas-9
P. 141
beristigfar. Mengapa demikian? Karena bisa jadi kita ini melakukan
dosa yang tidak disengaja, baik kepada sesama manusia maupun
kepada Allah Swt. Dosa kepada Allah Swt. bisa diampuni dengan cara
membaca kalimat istigfar. Namun, dosa kepada sesama manusia tidak
cukup hanya dengan membaca istigfar. Di samping istighfar harus ada
permintaan maaf kepada orang yang bersangkutan.
Berputus asa dari rahmat Allah Swt. termasuk sikap tercela. Sebagai
seorang mukmin kita harus selalu optimis akan mendapat rahmat
Allah Swt. Rahmat Allah Swt. akan diberikan kepada mereka yang
bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap manusia
pasti pernah melakukan dosa dan salah, kecuali para Nabi dan Rasul.
Dosa dan kesalahan tersebut jangan sampai membuat kita putus asa
dari rahmat Allah Swt.
Setan akan selalu menggoda orang beriman supaya terjerumus ke
dalam dosa. Setelah terjerumus ke dalam dosa, setan akan menanamkan
sifat putus asa dalam diri manusia. Orang-orang yang berdosa akan
merasa hina di hadapan sesama manusia dan di hadapan Allah.
Kemudian ia akan larut dalam kesedihan. Setelah larut dalam kesedihan,
setan akan membisikkan ke dalam hati manusia bahwa Allah Swt. tidak
mungkin memberi ampunan, karena dosa-dosanya sangat besar. Dan
pada akhirnya manusia akan putus asa dari rahmat Allah. Mari kita
perhatikan rman Allah Swt. dalam Q.S. Yµsuf/12 ayat 87 berikut ini:
Artinya: “ Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang
kar.” (2 4 :uTVG )
2 4 :uTVG di atas juga menegaskan larangan berputus asa
dari rahmat Allah. Oleh karena itu, kita harus memiliki sifat optimis
dalam menghadapi hidup ini. Setiap orang pasti pernah mengalami
kesulitan hidup. Kesulitan tersebut bukan untuk ditakuti tetapi untuk
dicarikan solusi terbaik. Jika sifat optimis ini sudah tertanam dalam diri
kita maka kesuksesan hidup akan mudah diraih.
Rasulullah saw. dalam sebuah hadisnya juga melarang berputus
asa. Perhatikan nasihat Rasulullah saw. kepada dua orang pemuda
berikut inii:
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 133