Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 21 Agustus 2019
P. 2
OPINI
KAMIS, 22 AGUSTUS 2019 02
Penumpang Gelap, Politik Identitas,
dan Ujaran Kebencian
Penulis: Lukas Maserona Sarungu (Alumnus Magister Ilmu Komunikasi UNS)
NARASI ‘penumpang gelap’ di kubu Pasangan Calon lembaga negara pemegang dan pengap dengan ujaran ke- bantu Kepolisian RI apabila ter- *Penulis Tesis “Bahasa dan Tionghoa yang Tergabung dalam
Presiden 02 yang digulirkan Wakil Ketua Umum Partai kekuasaan eksekutif tertinggi bencian berbasis SARA hanya jadi eskalasi yang dapat berujung Identitas Kultural (Studi Kasus Paguyuban Perkumpulan Ma-
kerusuhan dan terorisme? Tentu
gara-gara politisi berebut kursi
syarakat Surakarta)”
Kalangan Warga Masyarakat
di mata pendukung mereka.
Gerindra Sufmi Dasco semakin menemukan titik terang. Dampaknya, masyarakat tidak legislatif dan eksekutif. saja itu semua tidak cukup. Kare-
Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, hormat lagi terhadap lembaga Ujaran kebencian berbasis na ‘penumpang gelap’ identitas
menyebut ‘penumpang gelap’ yang dimaksud ialah pihak kepresidenan, apalagi lembaga SARA ini, apabila dibiarkan, berbasis SARA dan penyebar
hendak mengorbankan kepentingan bangsa. (Mediaindo- yang di bawahnya seperti ke- sejatinya sangat berbahaya. Mari ujaran kebencian masih banyak
yang bebas berkeliaran tanpa ha-
kita belajar dari beberapa negara
polisian, kementerian, pemda,
nesia.com, “Jubir Prabowo Angkat Bicara Soal Penump- dan lain-lain. lain. Di Rwanda, sebelum me- rus mempertanggungjawabkan
ang Gelap.” 13/8/2019). Ujung dari itu semua, lebih letus perang saudara antara Suku perbuatannya.
mudah bagi penumpang gelap Hutu dan Tutsi ujaran kebencian Agar mereka mempertang-
adalah demon/dajjal/thogut. untuk menjual mimpi terhadap berbasis SARA memenuhi ruang gungjawabkan perbuatannya,
Dalam kesempatan berbeda, Untuk mencapai tujuan terse- pendukung mereka tentang udara (media dan percakapan apa yang harus dilakukan para
Andre Rosiade, anggota Badan but, mereka memproduksi hoaks bentuk-bentuk negara baru yang sehari-hari). pemangku kekuasaan? Berani-
Komunikasi DPP Gerindra, dan fitnah terhadap Jokowi jauh lebih mulia dan bermartabat Sama halnya dengan Jerman kah DPR bersama pemerintah
mendeskripsikan ‘penumpang secara terstruktur, sistematis, daripada NKRI yang berlandas- sebelum Perang Dunia II. Pada merancang UU subversif yang
gelap’ tersebut ingin Indone- masif dan brutal sehingga orang kan UUD 1945 dan Pancasila. masa pra-Perang Dunia II, mengedepankan Hak Asasi
sia chaos. Ingin Presiden Jokowi percaya bahwa hoaks dan fitnah Jadi, Jokowi hanyalah target ujaran kebencian memenuhi Manusia namun komprehensif
disalahkan. Ingin Indonesia ri- tadi merupakan fakta, dan me- awal, bukan tujuan utama. udara Jerman. Semua kesala- dalam memberikan payung
but. Namun, kata Andre, Prabo- nimbulkan rasa takut sekaligus han, kekesalan, kegagalan dan hukum bagi aparat untuk
wo Subianto sebagai patriot dan benci terhadap Jokowi di kalan- Politik Identitas dan Ujaran kebencian ditumpahkan kepa- bertindak?
negarawan menolak hal itu. “Itu gan orang yang saleh. Kebencian da anti-semit. Hasilnya? Jerman Kenapa demikian? Ujaran
lah penumpang gelap itu.” Dengan begitu, sudah ter- Pemilu Presiden 2019, yang merasakan kehancuran karena kebencian yang masif tidak
Lalu bagaimana cara ‘pen- setting di pola pikir massa yang dramanya masih terasa hingga dihukum oleh Negara Sekutu, cukup dilawan dengan hukum
umpang gelap’ mewujudkan percaya terhadap hoaks dan saat ini, merupakan pemilu den- dan sampai saat ini masih yang ada (UU ITE). Ingat bahwa
Indonesia ribut atau chaos dan fitnah bahwa segala kesalahan gan kampanye SARA terburuk menjadi juara dalam efisiensi tujuan para penumpang gelap
ingin Presiden Jokowi disalah- termasuk apabila terjadi cha- yang pernah ada di Indonesia. genosida secara massal dengan adalah mengganti dasar negara
kan? Kita bisa belajar dari se- os dan keributan adalah akibat Sejak zaman Orde Baru hingga kamp-kamp konsentrasinya. sehingga mereka akan terus
jarah negara-negara semacam niat jahat Jokowi terhadap Reformasi, baru kali ini kampa- Daftar ini masih panjang, menyebarkan virus kebencian
Rwanda, Yugoslavia, Suriah, rakyat, umat dan ulama. nye dengan vulgar mengusung Irak, Afghanistan, dan Suriah, melalui hoaks dan fitnah.
Afghanistan, dan Irak. Kenapa Jokowi yang di-de- SARA dan ujaran kebencian negeri-negeri tersebut semuanya Apabila tujuannya meng-
Untuk mewujudkan keributan mon-isasi dengan hoaks dan yang sangat merendahkan mer- dipenuhi dengan ujaran keben- ganti ideologi negara dan
dan perpecahan, penumpang fitnah? Sederhana saja, menu- eka yang berbeda (liyan). Bahkan cian berbasis SARA sebelum memecah belah bangsa den-
gelap di negara-negara tersebut rut psikolog Daniel Kahneman, sebagian masyarakat terbelah terpecah dan berperang sesama gan SARA hanya ditangani
memenuhi ruang publik dengan pemenang Nobel Ekonomi sangat tajam. anak bangsa. lewat UU ITE, tentu itu tidak
politik identitas dan ujaran ke- 2002, akal manusia cenderung Nadirsyah Hosen, dosen se- sebanding. Kalau tidak be-
bencian bernuansa SARA (suku, mau mudahnya saja dan bi- nior hukum Islam di Universitas Jalan keluar rani menelurkan UU subversif,
agama, ras, dan antar-golongan). asanya enggan berpikir keras, Monash di Melbourne, menjelas- Selama ini pemerintah ter- ya, nasib Indonesia menjadi
Jadi pihak-pihak yang ingin karena berpikir keras mem- kan politisasi agama telah mem- kesan kurang bertenaga dalam taruhannya seperti Jerman
Indonesia ribut dan chaos, be- butuhkan energi yang jauh ecah belah bangsa hingga ke menghadapi wabah politik iden- pra-Perang Dunia II, Afghani-
lajar dari negara-negara sema- lebih banyak dan melelahkan. tingkat akar rumput. (ABC.net. titas cum ujaran kebencian. Aki- stan, Yugoslavia, Suriah, Irak,
cam Rwanda, pastilah yang (Kahneman, Daniel. “Think- au, “Perbedaan Politik di Indo- batnya, terlanjur banyak jatuh Rwanda, dan negeri-negeri lain
menggembar-gemborkan politik ing: Fast and Slow.” Gramedia: nesia Picu Perpecahan Dalam korban yang mempercayai narasi yang dipenuhi ujaran keben-
identitas dan ujaran kebencian Jakarta, 2011). Keluarga.” 18/2/2019). SARA bernuansa kebencian yang cian sebelum perpecahan dan
bernuansa SARA secara terstruk- Singkat kata, otak lebih mu- Hanya karena beda pilihan mereka hembuskan setiap hari. kerusuhan besar terjadi.
tur, sistematis, masif dan brutal dah menerima penjelasan yang capres bisa mengakibatkan ke- Sekarang apa yang harus kita, Lha, wong yang menyebarkan
pada Pilpres 2019. mengambinghitamkan Jokowi hilangan teman, saudara, bahkan elemen-elemen pendukung Pan- ujaran kebencian dan politik
Bagaimana cara agar Jokowi daripada diberikan penjelasan tidak mau berdekatan makam. casila, UUD 1945 dan NKRI, identitas berbasis SARA dengan
disalahkan bila terjadi keributan? sebab-akibat yang kompleks Politik SARA telah mengoyak lakukan? Bukankah ada BPIP cara fitnah dan hoaks secara ter-
Sejak jauh hari ia di-demon-isasi, mengenai kelemahan sistem rajutan kerukunan dan kehar- yang bertugas membumikan struktur, sistematis, masif, dan
ditempatkan sebagai pihak yang negara demokrasi dan kai- monisan di level akar rumput. Pancasila? Kementerian Komu- brutal saja bebas berkeliaran di
selalu berusaha membuat ke- tannya dengan kesengsaraan Bukankah ini akibat kasat mata nikasi dan Informasi (Kemenk- negeri ini, bahkan menantang
bijakan jahat yang menyakiti rakyat, umat dan ulama. dari digunakannya poitik iden- ominfo) yang memelototi media negara dengan pongahnya.
rakyat, ulama dan umat. Seolah- Dengan begitu, penumpang titas berbasis SARA? Sungguh sosial? Juga TNI yang profesional Menyebalkan! (A-5)
olah Jokowi dan pendukungnya gelap melunturkan wibawa mengerikan, udara kita sesak dan sewaktu-waktu siap mem-
Polemik Jatah Menteri PDIP (1)
Penulis: Adi Prayitno (Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta dan Direktur Eksekutif Parameter Politik)
PIDATO Megawati Soek- presiden pilihan rakyat, bukan Kedua, permintaan jatah men- tajamnya perbedaan sikap politik. tukan sikap politik, garansinya
arnoputri dalam Kongres PDIP sebagai petugas partai. teri lebih dinilai sebagai sikap su- Munculnya ‘mazhab Gondan- tentu stabilitas politik yang tak
V di Bali, pekan lalu, soal jatah Secara normatif, presiden perior PDIP terhadap Jokowi dan gdia’ harus dimaknai sebagai menentu.
menteri PDIP memantik polemik. merupakan lakon utama yang parpol pendukung lain. Kono- bentuk protes terhadap ‘mazhab Menjadi presiden yang orisinal
Pasalnya, komitmen politik koalisi bisa memilih menteri sesuai tasi politiknya jelas bahwa PDIP Teuku Umar’ yang membuka ialah keniscayaan. Jokowi tak per-
pengusung Jokowi tanpa syarat kriteria ideal. Presiden menjel- merasa memiliki saham terbesar pintu lebar bagi Gerindra masuk lu khawatir soal dukungan parle-
apa pun. ma sebagai subjek independen dalam memenangkan Jokowi se- Koalisi Indonesia Kerja. men. Toh, mazhab Gondangdia
Koalisi hanya didasarkan pada yang otoritatif memutus semua bagai presiden. Satu sikap politik Itu artinya tak ada jaminan apa memberikan jaminan dukungan
narasi nilai luhur politik kebang- perkara politik tanpa pressure yang dirasa kurang elegan karena pun soal soliditas koalisi Jokowi. hingga masa akhir pemerintahan.
saan. Bagi-bagi kekuasaan (power pihak mana pun. Sementara basis koalisi Jokowi dibangun Chemistry politik yang sudah Jokowi tak perlu lagi merasa
sharing) sebatas bonus politik, itu, dominasi parpol dalam me- atas dasar egalitarianisme. Sama terbangun perlahan memudar. sebagai petugas partai. Sudah
tapi bukan tujuan utama. Setida- nyusun komposisi kabinet hanya rata sama rasa, tanpa ada yang Dua mazhab belum menemukan saatnya melepaskan diri dari bay-
knya kesan itulah yang tampak mungkin terjadi dalam sistem mengklaim paling berjasa. titik terang bagaimana sebaiknya ang-bayang subordinasi parpol.
mengemuka di panggung depan pemerintahan parlementer. Sekilas tampak wajar sikap su- menyikapi Gerindra yang kian Pemilih Jokowi mayoritas rakyat
wajah koalisi Jokowi selama ini. Studi Scott Mainwaring (1993) perior itu ditunjukkan ke publik. santer diajak merapat ke Jokowi. Indonesia, bukan parpol tertentu.
Beragam tafsir bermunculan mengintrodusir satu temuan me- Apalagi PDIP memenangi pemilu Situasi makin tak menentu setelah Saat ini energi Jokowi mesti
merespons permintaan jatah lebih narik bahwa stabilitas demokrasi legislatif dua kali secara beruntun Megawati terkesan ingin ‘men- difokuskan menjaring calon men-
menteri PDIP. Pertama, Jokowi dalam sistem presidensial sangat sejak 2014 lalu. Problemnya di gunci’ jatah menteri lebih di teri yang mampu menerjemahkan
masih dianggap ‘petugas partai’. terkait dengan sistem kepartaian tengah suasana batin koalisi yang kabinet Jokowi. Kondisi politik semua janji politiknya. Selain
Posisinya tersubordinasi oligarki dan interaksi antarparpol. Kasus bergejolak, sikap superior justru yang awalnya landai, kini kembali kapasitas dan kompetensi, salah
politik PDIP. di Indonesia yang menganut memperkeruh keadaan. berdenyut kencang. satu syarat yang layak dipertim-
Padahal, sebagai presiden ter- sistem multipartai memung- Dalam konteks inilah menjadi Faktor lain yang bisa memantik bangkan unsur loyalitas kepada
pilih Jokowi merupakan veto kinkan presiden tak mungkin penting merawat soliditas koalisi insoliditas koalisi karena Jokowi presiden. Sederhananya, menteri
player yang memiliki hak pre- tergantung pada satu partai Jokowi demi mengawal pemer- tak mungkin lagi maju Pilpres harus siap menghibahkan hidup
rogatif menentukan postur kabi- politik saja. Apalagi melihat intahan periode mendatang. 2024. Kemungkinan akan terjadi matinya membantu Jokowi mem-
net kerja tanpa intervensi siapa kecenderungan saat ini hampir Jangan hanya karena orang ke- ‘perang saudara’ antarpendukung bangun Indonesia maju.
pun. Jokowi ialah mandataris semua partai politik yang kalah tiga, yakni Gerindra, tautan hati terbuka lebar. Semua pihak akan (Jokowi tak perlu risau dengan
rakyat, bukan milik partai politik ingin merapat ke penguasa. koalisi yang sudah lama terkon- mengapitalisasi kemungkinan manuver sejumlah kalangan soal
(parpol)tertentu. Dengan kata lain dapat di- solidasi bubar jalan atau terjadi celah menyusun batu bata politik jatah kursi. Konsentrasi utama
Pada saat bersamaan, parpol katakan Jokowi harus bisa men- gejolak politik berlebihan yang menuju konsolidasi lima tahun saat ini mencari calon menteri
pengusung lain menerima apa gamputasi mata rantai ketergan- sukar dikendalikan. mendatang. Fenomena itu patut yang memiliki irisan hati seirama,
pun keputusan Jokowi nanti- tungan terhadap PDIP karena diwaspadai karena bisa meng- bukan menteri yang justru men-
nya. NasDem, misalnya, tak Jokowi sudah menjadi ‘milik Ujian soliditas koalisi hambat kinerja Jokowi. jadi benalu dalam pemerintahan.
ingin membebani Jokowi dalam bersama’ parpol pengusung. Suhu politik periode kedua Oleh karena itu, sebagai pres- Idealnya Jokowi membentuk
menentukan komposisi kabinet. Keputusan akhir Jokowi me- Jokowi sangat berbeda dengan iden pilihan langsung rakyat, kabinet ahli, baik dari kalangan
Sejak awal, dukungan yang milih menteri harus memperha- sebelumnya. Friksi yang sedang Jokowi mesti lihai memosisikan profesional murni maupun par-
diberikan tanpa pamrih. Begitu- tikan kecenderungan mayoritas terjadi ujian nyata bagi soliditas diri di tengah gejolak politik in- pol. Membandingkan keduanya
pun Golkar, PKB, dan PPP men- suara koalisi tanpa merasa infe- koalisi. Ego sektoral antarpartai ternal. Sikap arif bijaksana Jokowi memang sudah tak relevan sebab
gaku pasrah dengan wewenang rior terhadap salah satu parpol politik pendukung yang selama dalam memutus persoalan sensitif banyak kader parpol yang kiner-
penuh Jokowi. Empat parpol tertentu. Hilang satu tumbuh ini bisa diredam, kini potensial sangat menentukan kondusivitas janya moncer.
ini memosisikan Jokowi sebagai seribu dukungan. mencuat ke permukaan seiring politik ke depan. Salah menen- (BERSAMBUNG)
PALANGKA POST Redaktur Pelansana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Yohanes, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Nafiri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Nasution, Puruk Cahu : Trisno,
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya Buntok : Shinta, Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
Penerbit : PT Media Palangka Pambelum
Terbit Pertama : 15 November 2001 Manager Produksi : Junaidi Effendi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001 Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
Dewan Redaksi : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD : M Alpiansyah.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : M Harris Sadikin
Pemimpin Perusahaan : Revy Apriani Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
Kabag Litbang : Hairil Supriadi (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
Ombudsman : - Percetakan : PT Media Palangka Pambelum
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)