Page 92 - Buku Pengayaan Elektrokimia
P. 92

Roto  menjelaskan  alat  yang  dikembangkannya
                                       bersama  dengan  Dr.Fean  D  Sarian  peneliti  dari
                                       Kochi University Technologi Jepang dan Dr. Ahmad
                                       Kusumaatmaja  Departemen  Fisika  FMIPA  UGM  ini
                                       mampu   menghancurkan  limbah  zat  warna,
                                       khususnya    limbah   industri   batik   kecil   dan
                                       menengah. Proses penghancuran limbah dilakukan
                                       secara kimia yakni melalui metode elektrolisis. Dari
                                       proses  tersebut  menghasilkan  air  yang  mendekati
                                       ambang  baku  normal  yaitu  kadar  zat  warna  dari
                                       100 mg/L menjadi <0,1 mg/L. Air hasil pengolahan
            limbah  disebutkan  Roto  dapat  digunakan  kembali  untuk  proses  batik
            berikutnya.  Selain itu air limbah yang telah diolah aman dibuang ke saluran air
            karena sudah memenuhi baku mutu limbah industri yang meliputi BOD, COD,
            TDS, pH, kadar logam berat, dan lainnya.

            Alat  ini  diberi  nama  Electro-DE  (Electrolytic-Dye  Eater)  ini  dirancang  berbasis
            teknologi elektrokimia dengan menggunakan elektroda khusus.  Selain itu alat
            dilengkapi dengan radiasi untuk mempercepat pemecahan zat warna menjadi
            senyawa yang ramah lingkungan.

            Alat  tersebut  saat  ini  telah  digunakan  oleh  perajin  batik  di  sebuah  rumah
            produksi batik di Gulurejo, Lendah, Kulonprogo. Peluncuran alat secara perdana
            dilakukan pada 22 Januari 2020 lalu secara langsung oleh Bupati Kulon Progo
            Sutedjo dalam acara pencanangan program Desa Batik Sehat FKKMK UGM.

            Dirancang dalam bentuk portabel berukuran 40x50x60 cm, menjadikan mesin
            ini  dapat  dengan  mudah  dipindah  tempatkan.  Dalam  pengoperasiannya
            dapat dilakukan dengan mode automatik maupun manual dan membutuhkan
            daya sebesar 500 watt.

            Mesin  ini  mampu  menampung  limbah  cair  berkapasitas  50  liter  dengan
            konsentrasi zat warna maksimal 100 mg/L. Dalam sehari, mesin dapat beropreasi
            nonstop hingga 8-10 jam dengan kemampuan memproses limbah 500 liter per
            hari. Untuk satu kali proses pengolahan limbah memakan waktu sekitar 1 jam
            hingga menghasilkan air yang mendekati batas ambang baku.

            Alat yang dikembangkan sejak tahun 2017 silam ini telah didaftarkan paten dan
            ditargetkan dapat segera dikomersialisasikan pada tahun 2020 ini. Jika alat ini
            diproduksi secara massal 1 unitnya sekitar Rp. 80 juta dan dapat dipakai hingga
            20 tahun kedepan.
            (Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/18987-peneliti-ugm-kembangkan-alat-pengolah-limbah-batik)



               86
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97