Page 71 - UKBM PAI XI Genap 2021
P. 71

2. Adanya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang kurang efisien.
                 3. Adanya kekuatan misi dari luar Islam yang mempengaruhi gerak dakwah Islam.

                 4. Adanya gejala dari golongan intelegensia tertentu yang merendahkan Islam.
                 5. Adanya kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang buruk akibat penjajahan.

                       Melihat pada lima realitas tersebut, maka para ulama pembaru Islam melakukan lima gerakan

                 besar pembaruan, yaitu:
                 1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam;
                 2. Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern;

                 3. Mereformasi penafsiran-penafsiran terhadap ajaran dan kondisi pendidikan Islam;

                 4. Mempertahankan Islam dari desakan-desakan dan pengaruh kekuatan luar Islam;
                 5. Melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.



                 Ada banyak tokoh Islam di Indonesia yang sepaham dengan misi pembaruan tersebut, tetapi

                 dalam buku teks ini tidak disebut semuanya. Di antara mereka adalah:
                 1.  Syeikh  Muhammad  Tahir  Jalaluddin  asal  Padang  yang  hijrah  Ke  Singapura.  Tokoh  ini  memiliki
                    pengaruh yang cukup besar terhadap gerakan pembaruan di Asia Tenggara.

                 2. Haji Abdullah Ahmad dan Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA). Kedua tokoh ini dipandang

                    penting sebab keduanya menjadi pelopor pembaruan Islam di Minangkabau.
                 3. K.H.  Ahmad  Dahlan,  pendiri  organisasi  atau  Persyarikatan  Muhammadiyah pada  tanggal  18

                    November 1912 di Yogyakarta.
                 4. K.H.  Hasyim  Asy’ari,  pendiri  organisasi  Nahdlatul  Ulama  (NU) pada  tanggal  31  Januari  1926.  di

                    Jombang Jawa Timur. K.H. Ahmad Dahlan adalah teman seperguruan dengan tokoh Islam pendiri
                    Jam’iyyah Nahdhatul Ulama (NU), yaitu K.H. Hasyim Asy’ari.

                          NU  didirikan  pada  tanggal  31 Januari  1926.  K.H.  Ahmad  Dahlan  dan  K.H.  Hasyim  Asy’ari
                    berguru  pada  guru  yang  sama  ketika  belajar  di  Mekkah,  yaitu  Syekh  Ahmad  Khatib  Al-

                    Minangkabawi dan Syeikh Nawawi Al-Bantani. K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari memang
                    mendirikan  organisasi Islam  yang  berbeda.  Di  antara  keduanya  pun  terdapat  pendapat  yang

                    berbeda  tentang keislaman.  Namun,  pendapat  yang  berbeda  tersebut  tidak  sampai  menyentuh
                    pada akar dasar ajaran Islam dan tujuan dakwah Islam. Dasar Islam yang dipegang tetap sama, yaitu

                    al-Qur’an dan Al-Hadis. Keduanya juga menghargai ijtihad para ulama sebelumnya dengan caranya
                    masing-masing. Setelah kita membaca sejarah tokoh-tokoh pembaru Islam di atas, kita dapat

                    banyak menarik pelajaran dari mereka. Pelajaran tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75