Page 12 - MODUL GABUNGAN 3
P. 12

Pembentukan eritrosit terjadi di dalam sumsum tulang pipih (tulang

        belakang) dan tulang pipa. Umur eritrosit rata-rata 120 hari, setelah itu akan
        dihancurkan  di  dalam  limpa  dan  hati.  Kurang  lebih  3  juta  sel  yang
        dihancurkan setiap detiknya dan sebanyak itu pula harus dihasilkan eritrosit
        yang  baru.  Senyawa  hemin  dari  hemoglobin  yang  sudah  diubah  menjadi

        pigmen empedu berupa biliverdin dan bilirubin. Sebagian besar zat besi dari
        penghancuran  haemoglibin  tersebut  diangkut  kembali  ke  dalam  sumsum
        tulang untuk pembentukan eritrosit baru.


        B. Sel Darah Putih (Leukosit)

                                                       Leukosit merupakan  sel yang berfungsi khusus
                                                 untuk       pertahanan         tubuh       dari     serangan

                                                 mikroorganisme. Pembentukan leukosit terjadi pada
                                                 limfa, kelenjar-kelenjar limfoid, dan sumsum merah
                                                 pada  tulang.  Pada  orang  dewasa  dalam  keadaan
                                                 normal,  jumlahnya  lebih  kurang  5.000  sampai
                                                 10.000 sel per mm3 darah.



        Gambar 5. Leukosit (Sumber : Teks.Co.Id)

                Leukosit dikelompokkan berdasarkan keberadaan butiran-butiran yang terdapat
        pada  cairan  selnya  menjadi  agranulosit,  yaitu  leukosit  yang  tidak  memiliki  butiran-
        butiran sehingga cairan sel jernih, tetapi memiliki satu inti yang besar. Jenis sel darah
        putih ini dihasilkan oleh jaringan-jaringan limfoid dan dibedakan menjadi limfosit dan
        monosit.  Bentuk  leukosit  lain  adalah  granulosit,  pada  cairan  sel  terdapat

        butiranbutiran  yang  menyerap  zat  warna  tertentu  dan  inti  sel  berlekuk-lekuk.
        Granulosit  dihasilkan  oleh  sumsum  merah  pada  tulang  dan  dibedakan  berdasarkan
        kemampuannya menyerap zat warna menjadi neutrofil, eosinofil, dan basophil.




                    1. Limfosit  terdapat  20-30%  dari  leukosit  darah,  mempunyai  sifat
                       amuboid  sehingga  dapat  keluar  dari  pembuluh  darah.  Berperan
                       dalam  melawan  bakteri  penyebab penyakit  karena  kemampuannya
                       untuk menghasilkan zat-zat antibodi.
                    2. Monosit  terdapat  3-8%  dari  leukosit  darah,  bersifat  fagosit
                       terhadap bakteri.
                    3. Neutrofil  terdapat  60-70%  dari  leukosit  darah.  Neutrofil  bersifat

                       amuboid,  fagosit,  dan  merupakan  pertahanan  utama  terhadap
                       infeksi mikroorganisme.
                    4. Eosinofil  terdapat  1-4%  dari  leukosit  darah.  Eosinofil  bergerak

                       lambat  dan  bersifat  fagosit  terhadap  partikel-partikel  asing  di
                       sekitarnya.  Jumlah  eosinofil  meningkat  pada  keadaan  alergi,
                       misalnya asma dan infeksi cacing tambang.

                    5. Basofil  terdapat  0-1%  dari  leukosit  darah,  yang  berfungsi
                       meningkatkan respon tubuh terhadap alergi.

                                                                                                                 4
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17