Page 187 - Modul 11 IPS ok
P. 187
dan sekutunya merupakan kesempatan emas untuk mengambil alih kawasan Palestina dari tangan
Turki Usmani.
B. Lahirnya LBB dan pengaruhnya bagi dunia
Berakhirnya Perang Dunia I membuat banyak pemimpin dunia saat itu, khususnya Woodrow
Wilson, yang menganggap perlunya sebuah lembaga internasional yang mencakup semua bangsa
harus dibentuk untuk menjamin perdamaian di masa depan. Untuk itu pada perjanjian Versailles 28
Juni 1919, ditetapkanlah beberapa klausul dari perjanjian Versailes tersebut yang berkaitan dengan
pendirian Liga
Bangsa-bangsa dan kemudian tanggal 10 Januari 1920, Liga Bangsa-Bangsa diresmikan.
Liga Bangsa-bangsa merupakan organisasi Internasional yang bertujuan untuk menjaga
perdamaian dunia, pendiri Liga Bangsa-Bangsa (AS) berharap bahwa seluruh bangsa-bangsa di dunia
dapat bergabung ke dalam LBB, karena ketika ada krisis antar negara atau bangsa, lembaga ini dapat
menjadi salah satu penengah dalam upaya negosiasi antar pihak yang bertikai. Bahkan dalam
Liga Bangsa- Bangsa, para anggotanya telah mengatur mekanisme apabila ada pertikaian yang tidak
dapat diselesaikan melalui jalur negosiasi.
Meskipun Liga Bangsa-Bangsa terlihat dapat mencegah terjadinya perang antar negara-
negara di dunia, nyatanya banyak hambatan yang ditemukan di tengah jalan yang menyebabkan Liga
Bangsa-Bangsa tidak dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal, terbukti pada 19 tahun sejak
didirikannya lembaga tersebut, Perang Dunia II pecah.
C. Pengaruh Perang Dunia I bagi Indonesia
Bagaimanakah pengaruh Perang Dunia I bagi Indonesia, apakah ada pengaruhnya ?, ternyata
pengaruh Perang Dunia I bagi masyarakat Indonesia cukup besar, khususnya bagi kaum pergerakan
nasional. Kamu pasti masih ingat tentang bagaimana organisasi-organisasi pergerakan nasional
mulai berdiri sejak tahun 1908 di Indonesia, para organisasi-organisasi pergerakan ini dimotori para
kaum terpelajar kemudian seakan mendapatkan pengaruh dan dukungan dari pernyataan doktrin
Wilson, khususnya pasal 10 tentang hak untuk menentukan nasib sendiri (right of self-
determination), butir kesepuluh dalam doktrin Wilson ini membenarkan apa yang diperjuangkan
dari para kaum pergerakan nasiona. Yaitu, menuntut kemerdekaan untuk menentukan nasibnya
sendiri tanpa dijajah oleh bangsa lain.
Modul Sejarah Minat 11 | 182