Page 280 - Modul 11 IPS ok
P. 280

Penerapan sekolah Daring berawal sejak pandemi Covid-19 pada bulan Maret
            tahun 2020 di Indonesia, dimana segala aktivitas belajar dilakukan melalui Program
            Daring, adapun berbagai fitur media sosial digunakan untuk bertatap muka guna kegiatan
            tersebut antara lain; Zoom Meeting, Google Meet, WAG, Google Classroom,
            E-Learning,serta aplikasi media lainnya.



                    Sekolah/belajar Daring mengharuskan siswa beraktivitas dari rumah,agar tidak
            merasa lelah dan jenuh dengan berbagai kegiatan belajar menggunakan metode Daring,
            siswa berusaha melakukan hal yang bermanfaat, salah satunya sekolah/belajar sambil
            bekerja guna menambah pengalaman,menambah uang saku, serta menambah link kerja
            yang pastinya untuk mengisi waktu senggang saat sekolah/belajar daring, ataupun untuk
            sekedar membantu orang tua meringankan beban dan juga mencari penghasilan untuk
            sekadar membeli kuota.


                    Pemahaman sekolah/belajar daring sendiri dapat diartikan sebagai, pendidikan
            formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya serta gurunya berada di
            lokasi  terpisah,  sehingga  memerlukan   sistem  telekomunikasi  interaktif  untuk
            menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya.


                    Aktivitas belajar/sekolah sambil kerja merupakan satu alternatif siswa untuk
            menambah kegiatan yang memiliki banyak manfaat, namun juga tetap harus bisa membagi
            antara belajar/sekolah dan kerja.tidak lepas dari sosial media, siswa sangat butuh aplikasi
            sosial media, sebab merupakan bagian untuk bekerja seperti, menjual barang online/online
            shop dengan menyediakan berbagai barang yang saat itu diminati oleh para konsumen.
            Tidak hanya itu siswa juga bekerja sebagai penyedia tenaga jasa seperti, tukang ojek,
            membantu orang tua ke kebun, menyabit rumput, atau mungkin menjadi penjaga toko, serta
            pekerjaan yang lainnya yang bisa meringankan beban orang tua bahkan mendapatkan
            penghasilan untuk menambah-nambah uang saku dan membeli kuota .



                    Siswa yang memiliki hobi atau kemampuan yang sekiranya akan mereka pikir
            menghasilkan uang maka banyak siswa yang mengisi waktu luangnya untuk bekerja paruh
            waktu, bahkan menyalurkan hobinya. Siswa tidak perlu pandang bulu dalam memilih
            pekerjaan, karena yang mereka pikirkan agar mendapatkan uang saku dan mengisi waktu
            luang.



                    Ketika jadwal pelajaran berlangsung, maka siswa:





                                                                                           23
   275   276   277   278   279   280   281   282   283