Page 16 - Bunga Bangkai
P. 16
Di antara ke dua fase tersebut diselingi oleh fase tidur (fase
dormansi). Salah satu keunikan dari jenis ini adalah masing-masing fase
(berdaun dan berbunga) tidak pernah muncul secara bersamaan dalam
satu individu tumbuhan. Apabila tumbuhan sedang memasuki fase berdaun
maka tidak akan pernah terlihat ada bunganya. Begitupun sebaliknya,
bunga seolah-olah keluar langsung dari permukaan tanah, tanpa adanya
daun. Waktu yang dibutuhkan untuk tiap-tiap fase sangat bervariasi dan
sangat ditentukan oleh besarnya umbi.
Amorphophallus titanum dapat tumbuh pada habitat yang cukup
ekstrim antara lain pada batu gamping (limestone), tanah yang telah tererosi
berat, ataupun pada ladang-ladang penduduk. Tumbuhan ini sering
ditemukan pada tempat-tempat yang agak terbuka pada hutan sekunder, pada
daerah yang rata maupun pada perbukitan yang curam. Jenis bunga bangkai
Amorphophallus titanum ditemukan tumbuh di habitatnya pada ketinggian 0–
1.200 m dpl.
Marga Amorphophallus memiliki kurang lebih 200 jenis yang tersebar
mulai dari Afrika barat sampai ke Asia tropis dan Australia bagian utara
(Sedayu et al., 2010; Boyce et al., 2012). Indonesia memiliki sekitar 25 jenis
atau sekitar 12,5 % dari total seluruh jenis yang ada di dunia. Dari 25 jenis
yang ada di Indonesia sekitar 17 jenis (68 %) merupakan jenis-jenis yang
endemik. Penyebaran jenis-jenis endemik ini adalah sebagai berikut: 8 jenis di
Sumatera, 5 jenis di Jawa, 3 jenis di Kalimantan dan 1 jenis di Sulawesi.
Pulau Sumatera merupakan kawasan dengan tingkat endemisitas
jenis-jenis Amorphophallus paling tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau
lain di Indonesia. Dari 12 jenis Amorphophallus yang ada di Sumatera
(Amorphophallus asper, A. beccarii, A. forbesii, A. gigas, A. gracilis, A.
haematospadix, A. hirsutus, A. manta, A. muelleri, A. paeoniifolius, A. prainii dan
A. titanum), 8 jenis diantaranya merupakan jenis endemik yaitu: A. asper, A.
Pesona Bunga Bangkai dalam
Pembelajaran IPA 9